REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai seorang ibu dan pesohor yang aktif di dunia pengasuhan anak, Mona Ratuliu mengaku mengasuh anak merupakan tantangan yang tidak mudah terutama yang bekerja. Salah satu tantangannya adalah mengajarkan anak mengenai kemandirian.
“Kemandirian anak susah-susah gampang. Orang tua ingin punya bayi selamanya. Ketika anak mulai mandiri kita sendiri yang gemas,” ujarnya.
Menurutnya ada masanya anak merasa sok gede. Ini adalah dorongan untuk tampil mandiri. Makan sendiri berantakan. Minum sendiri gelas pecah. Di saat seperti itu orang tua jadi gemas, langsung mengambil alih segalanya dari anak. Padahal orang tua harus memberikan ruang dan kesempatan pada anak, tanpanya kemandirian anak terhambat.
Melatih kemandirian anak dikatakannya harus dimulai dengan berani melepaskan anak melakukan segala sesuatunya sendiri, namun tetap diawasi. Sehingga diharapkan dapat menanamkan rasa tanggung jawab atas segala sesuatu yang dia lakukan dan melatih keberaniannya.
Contohnya mau pergi ke suatu acara, anak mau pakai sepatu sendiri. Tapi tentu saja akan lama memakainya. “Karena itu sebaiknya orang tua juga menyediakan waktu yang agak lebih panjang agar anak melakukan segala sesuatu sendiri,” sarannya kepada wartawan saat ditemui usai penutupan Unilever Daycare di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Mona mengaku juga mengalami hal yang sama dalam menghadapi ketiga anaknya. Ia selalu berusaha untuk memuji prestasi sekalipun keberhasilan yang diraih Davina, Baraka, dan Syanala mulai dari hal kecil sekalipun sehingga mereka merasa diapresiasi. “Dengan begitu, anak kita akan merasa berani dan percaya diri dan menjadi lebih mandiri walaupun ditinggal orang tua yang bekerja," ujar penulis buku "ParenThink" dan aktif dalam hal pengasuhan anak melalui situs Monaratuliu.com.