REPUBLIKA.CO.ID, Menjelang Lebaran adalah saatnya memasak aneka kue. Entah sebagai hantaran atau dimakan sendiri bersama keluarga saat Hari Raya.
Ketika memasak kue, biasanya Anda atau anak-anak kerap menjilat adonan yang belum matang. Bukan hanya untuk mencicipi, melainkan karena beberapa adonan kue enak rasanya.
Tapi ada bahaya yang mengancam di balik adonan kue yang masih mentah. Makan makanan yang mentah pasti berisiko, karena telur mentah bisa menghasilkan paparan salmonella. Hal ini diakui oleh Food and Drug Administration (FDA) yang menambah ekstra berat risiko setelah melaporkan wabah penyakit terkait dengan tepung yang digunakan dalam berbagai adonan. Lembaga tersebut menyatakan tepung mentah dapat mengandung bakteri yang disebut toksin Shiga yang memproduksi bakteri E. coli O121.
FDA menunjukkan dalam peringatannya bahwa beberapa merek tepung telah menarik kembali produk mereka, tetapi konsumen mungkin tidak menyadari bahan baku adonan yang digunakan untuk kerajinan anak-anak seperti tanah liat yang biasa dimainkan mereka sambil menunggu makanan di restoran ternyata menimbulkan risiko kesehatan. FDA telah menyarankan restoran dan sekolah untuk tidak memperbolehkan anak-anak bermain dengan adonan mentah, dan untuk para penggemar adonan kue es krim untuk membelinya langsung ke produser, dibanding membuatnya sendiri.
"Tepung berasal dari biji-bijian yang berasal dari ladang dan biasanya tidak diobati untuk membunuh bakteri," kata Leslie Smoot, Ph.D., seorang penasehat senior di Kantor FDA untuk departemen keamanan pangan dan spesialis dalam keamanan mikrobiologi makanan olahan. Kotoran yang berasal dari hewan mengandung bakteri dari sampah sehingga dapat meracuni gabah yang akan dipanen dan digiling menjadi tepung.
Adonan mentah berisiko karena tidak ada proses pembunuhan bakteri yang terjadi sebelum dikonsumsi. Langkah-langkah membasmi bakteri dapat dilakukan dengan cara merebus, mengkukus, memanggang, dan menggoreng, menurut FDA yang dikutip dari Fox News.
Gejala umum dari terjangkitnya toksin Shiga dan bakteri E. coli adalah diare sampai mengeluarkan darah dan kram perut. Kasus yang parah bisa menyebabkan sindrom hemolitik uremik (HUS), sejenis gagal ginjal.
Lebih dar itu, tepung tak dikenal mungkin mengandung lebih banyak bakteri. Menurut FDA, orang yang paling berisiko infeksi adalah mereka yang lanjut usia, remaja atau orang yang memiliki imunitas rendah.