Ahad 05 Jun 2016 20:44 WIB

Melatih Anak Senang Berbagi Sejak Dini

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Anak belajar berbagi/ilustrasi
Foto: blogs.houstonpress.com
Anak belajar berbagi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa pengertian yang perlu dijelaskan orang tua kepada anaknya tentang pentingnya berbagi. Psikolog Anak Anna Surti, mengatakan, hal utama yang perlu anak tahu adalah, berbagi tidak hanya menguntungkan orang lain tapi juga menguntungkan dirinya sendiri.

"Orang selalu mengira kalau kita berbagi, yang dapat untung hanya orang lain. Padahal kita juga diuntungkan secara emosional dengan merasakan kebahagiaan," jelas Anna, dalam acara Mattel Indahnya Berbagi, di Jakarta, Jumat (3/6).

Orang tua perlu mengajarkan anak-anak bahwa dengan berbagi, sebagian rezekinya bisa membuat orang lain merasa bahagia. Bahagia bukan berarti semua barang menjadi milik kita, melainkan menjadi milik orang lain juga.

Ia menjelaskan, anak-anak sudah mulai bisa diajari caranya berbagi sejak usia dua tahun. Meski demikian, mereka masih sulit mengerti karena belum memiliki kemampuan berbagi.

"Bagi batita, kepemilikan itu membingungkan. Semua yang ia pegang adalah miliknya, tentu mengajari berbagi akan sedikit sulit," ungkap Anna.

Batita, ia meneruskan, biasanya akan melakukan aksi berbagi yang tidak tepat, misalnya ia memberikan makanan yang telah ia makan kepada orang tuanya. Namun, sedikit apapun aksi berbagi yang dilakukan batita, orang tua hendaknya memberikan apresiasi dengan memuji.

"Dengan dipuji, mereka akan merasa hebat meskipun tindakannya tidak tepat karena belum memiliki kemampuan ke sana. Orang tua perlu beri dorongan agar anak mau terus berbagi," kata Anna.

(Baca Juga: Anak Pelit atau Belum Mengerti Arti Berbagi? )

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement