Sabtu 04 Jun 2016 10:57 WIB

Bantu Wanita Hamil, Korsel Uji Coba Sensor Nirkabel Merah Muda

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Winda Destiana Putri
Perempuan hamil hendak terbang
Foto: birth.com.au
Perempuan hamil hendak terbang

REPUBLIKA.CO.ID, BUSAN -- Sebanyak 500 wanita hamil di kota Busan, Korea Selatan mencoba sebuah sistem nirkabel baru.

Dalam uji coba selama lima hari tersebut, para wanita hamil membawa sensor yang mengaktifkan lampu merah muda dengan kursi prioritas pada layanan Busan-Gimhae Light Rail.

Sistem tersebut  memberitahu pengguna kereta bawah tanah untuk memberikan kursi mereka kepada wisatawan hamil.

Banyak wanita hamil melaporkan kesulitan mendapatkan kursi di angkutan umum. Ide sistem ini adalah membantu penumpang hamil mendapatkan kursi tanpa harus canggung meminta.

Sedangkan, untuk penumpang yang tidak hamil untuk dapat mengenali penumpang yang tengah hamil tanpa harus menebak dan berpotensi menyinggung orang lain.

"Saya meraa sedikit tidak nyaman mendapatkan ursi atau mengklaim kursi yang disediakan bagi wnaita hamil," kata wanita hamil Ock Si-yoon (33 tahun) kepada Asahi Shimbun.

Awalnya, ia melanjutkan, ada kekhawatiran dengan risiko keguguran saat menggunakan transportasi umum.

"Karena kereta bawah tanah atau bus banyak goncangan dan sulit mendapatkan seseorang memberikan kursi bagi saya," katanya.

Seperti diketahui, Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia bersemangat mendorong pertumbuhan keluarga besar. Rata-rata wanita Korea Selatan memiliki 1,21 anak pada 2014. Rata-rata untuk negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan itu sebesar 1,68.

Sensor memiliki masa hidup baterai selama enam bulan dan harus diletakkan di luar pakaian atau tas untuk kekuatan sinyal maksimum. Sayangnya, website Light Pink (di Korea) mengatakan sensor tidak tahan air.

Proyek ini merupakan kolaborasi antara dewan kota dan bisnis lokal.

Walikota Busan Suh Byung-soo mengatakan, pertimbangan kebijakan ini untuk memastikan wanita hamil dapat menggunakan transportasi umum lebih mudah dan nyaman.

"Perempuan harus bisa menggunakan fasilitas kota dengan mudah bahkan ketika mereka mengharapkannya," ujarnya.

Beberapa orang mendukung sistem ini. Seperti Lee Gyeong-eon, mahasiswi 23 tahun yang mengaku kesulitan untuk mengetahui wanita hamil atau bukan.

"Sulit untuk mengetahui apakan seorang wanita hamil dan menyerahkan kursi, ketika dia tidak memiliki benjolan bayi," ujarnya.

Namun beberapa mungkin malu dengan adanya perhatian ekstra.

"Saya menemukan tingkat perhatian memalukan ketika saya mengenakan lencana "Baby on board". Saya tidak yakin bagaimana saya akan merasa nyaman dengan lampu merah muda ketika saya di kereta api," kata Ellie Gibson dari Scummy Mumies podcast Inggris mengatakan kepada BBC akhir pekan ini.

Ia menambahkan, solusi ini terasa sedikit rumit untuk masalah sederhana.

Di Inggris, transportasi untuk London menawarkan lencana gratis bagi wanita hamil yang bertuliskan "Baby on board". Dengan begitu, penumpang lain idealnya dapat memberikan kursi untuk mereka.

Kota Korea lainnya juga mencoba cara-cara inovatif untuk membantu wanita hamil di transportasi umum. Di ibu kota Seoul, beberapa kereta memiliki kursi merah muda cerah yang khusus ditujukan untuk wanita hamil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement