Senin 30 May 2016 11:30 WIB

Unggah Foto Bayi di Facebook Sebabkan Depresi di Ibu Baru

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Bayi baru lahir
Foto: ist
Bayi baru lahir

REPUBLIKA.CO.ID, Tak jarang ibu yang baru melahirkan mengunggah foto-foto bayinya melalui media sosial Facebook. Mengunggah foto bayi mungkin dapat menjadi cara bagi ibu untuk menunjukkan kebahagiaannya karena telah dikaruniai anak. Akan tetapi, mengunggah foto bayi pada Facebook ternyata berisiko menyebabkan depresi pada ibu, khususnya ibu yang bekerja.

Kesimpulan tersebut didasarkan pada penelitian terbaru yangdilakukan oleh tim peneliti di The Ohio State University. Dalam penelitian tersebut, tim peneliti melakukan penelitian terahadap sekelompok ibu yang berpendidikan tinggi dan memiliki pekerjaan tetap.

Para peneliti menggunakan data dari New Parents Project yang merupakan penelitian jangka panjang yang dilakukan oleh profesor ilmu manusia dari The Ohio State University, Sarah Schoppe-Sullivan. Ada sebanyak 127 ibu dari Ohio yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

"Karena sampel ini sebagian besar merupakan wanita berpendidikan tinggi dari pasangan yang sama-sama bekerja, hasilnya mungkin tidak akan sesuai untuk semua ibu baru, khususnya mereka yang tidak bekerja di luar rumah," terang Sarah Schoppe-Sullivan

Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa ibu yang merasakan tekanan sosial untuk menjadi ibu yang sempurna dan ibu yang cenderung dinilai berdasarkan peran keibuannya akan lebih sering mengunggah foto bayi mereka pada akun media sosial Facebook. Dari penelitian ini diketahui bahwa dalam sembilan bulan pertama pascakelahiran anak, 98 persen dari ibu yang terlibat dalam penelitian mengunggah foto bayi mereka ke laman Facebook. Sedangkan ibu pada umumnya cenderung jarang menggunakan Facebook untuk mengunggah foto bayi mereka sejak kelahiran.

Tim peneliti juga mendapati bahwa para ibu yang sering mengunggah foto bayi mereka pada Facebook memiliki reaksi yang lebih emosional terhadap komentar yang mereka dapatkan dari foto bayi yang mereka unggah. Sebagai contoh, para ibu ini akan merasa tidak senang jika mereka tidak mendapatkan komentar positif yang cukup banyak.

"Ketika banyak ibu baru yang aktif di Facebook, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa di antaranya lebih terlarut pada laman tersebut dibandingkan yang lainnya, dan memiliki kemungkinan untuk menggunakan Facebook dengan cara yang kurang sehat," terang Schoppe-Sullivan.

Oleh karena itu, tim peneliti mendapati para ibu yang lebih sering mengunggah foto pada Facebook cenderung menunjukkan gejala depresi setelah sembilan bulan menjalani kehidupan sebagai orang tua. Peneliti Jill Yavorsky mengungkapkan bahwa hasil penelitian ini bukan menunjukkan bahwa Facebook 'berbahaya'. Sebaliknya, penelitian ini ingin menekankan bahwa penggunaan Facebook untuk mendapatkan validasi bahwa seorang ibu merupakan ibu yang baik tidaklah efektif.

Pasalnya, Yavorsky melihat ada kecenderungan wanita-wanita karier menganggap tanda suka atau 'like' dan komentar yang mereka terima menunjukkan seberapa baik mereka sebagai seorang ibu. Sehingga ketika 'like' dan komentar yang mereka terima tidak sesuai ekspektasi, mereka akan merasa kecewa dan tidak senang.

"Menggunakan Facebook bisa jadi bukan platform efektif bagi perempuan yang mencari dan menginginkan pengakuan eksternal bahwa mereka adalah ibu yang baik," jelas Yavorsky seperti dilansir Indian Express.

Meski penelitian ini hanya mencakup ibu yang bekerja, tim peneliti menyarankan agar semua ibu berhati-hati dalam menggunakan Facebook untuk mengunggah foto anak mereka demi mendapat 'pengakuan' sebagai ibu yang baik. Pasalnya, bergantung pada Facebook hanya untuk tujuan tersebut cenderung berisiko karena bisa menimbulkan depresi.

(baca: Mana Lebih Baik, Makanan Bayi Rumahan Atau Pabrikan?)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement