REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberian pendidikan seksual pada anak harus dimulai dari keluarga atau orang tua kepada anaknya sejak usia dini. "Pendidikan seksual itu memang harus dimulai dari keluarga, dari orang tua," kata psikolog anak Feka Angge Pramita di Jakarta, Jumat (13/5).
Feka menekankan, orang tua harus bisa menjalin komunikasi yang sehat dengan anak sejak usia dini untuk menciptakan keterbukaan. Dia berpendapat orang tua sudah harus memulai menjalin kedekatan dan keterbukaan dengan anak sejak kecil agar pergaulan anak saat di luar rumah terpantau.
Jalinan komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak, sebut Feka, menjadi hal terpenting dalam memberikan pendidikan seksual yang dimulai dalam keluarga. "Harus sering ngobrol. Kalau orang tuanya sibuk kerja, saat di rumah jangan cuma main gadget saja," ujar Feka.
Dengan kedekatan dan keterbukaan yang terjalin sejak kecil, akan memudahkan orang tua dalam memberikan pendidikan seksual kepada anak. "Sedini mungkin sudah harus ada komunikasi yang sehat, mau itu dimarahi mau itu disayang tetap harus seterbuka mungkin," jelas Feka.
Pendidikan seksual sudah harus diterapkan sejak anak berusia dini dengan memberikan materi yang bertahap dalam masa pertumbuhannya. Pendidikan dimulai dari pemahaman mengenai perbedaan antara laki-laki dan perempuan, penggunaan benda atau fasilitas yang dibedakan gender, hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan, hingga pendidikan reproduksi laki-laki dan perempuan.
Banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak atau bahkan dilakukan oleh anak membuat beragam kalangan mendesak diterapkannya pendidikan seksual terutama dalam sekolah formal. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang menyusun skema pendidikan seksual yang akan diberikan di sekolah.