Jumat 13 May 2016 08:36 WIB

Ini Beda Anak yang Diasuh Ibu Bekerja dengan Ibu Rumah Tangga

Rep: Adysha C Ramadani/ Red: Andi Nur Aminah
Ibu bekerja/ilustrasi
Foto: Sheknows.com
Ibu bekerja/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ibu yang bekerja di luar rumah memang tak bisa menjadi ibu yang 24 jam bisa mengawasi anak-anaknya tumbuh. Hal ini acapkali menimbulkan 'rasa bersalah' bagi sang ibu, apalagi jika sang anak mengalami masalah. Misalnya sakit, sedang ujian, banyak pekerjaan rumah ataupun masalah-masalah pergaulan di sekitar lingkungan rumah atau sekolah. 

Namun jangan terlalu khawatir dan terus menerus dirundung rasa bersalah. Sebuah penelitian yang dilakukan Harvard Business School menunjukkan bahwa ada manfaat yang signifikan bagi anak jika sang ibu bekerja di luar rumah. 

Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa anak perempuan dari ibu yang bekerja cenderung akan menempati jabatan tinggi ketika dewasa. Pendapatan anak-anak tersebut juga 23 persen lebih tinggi dibandingkan rekan mereka yang dibesarkan oleh ibu yang terus berada di rumah.

Kepala peneliti, Kathleen L McGinn dilansir Tech Insider mengatakan bahwa orang tua memiliki peran sebagai panutan bagi anak. Pasalnya, anak-anak banyak belajar dari sikap yang ditunjukan orang tua, apa yang dilakukan orang tua, aktivitas apa yang dilakukan orang tua hingga kepercayaan diri yang dimiliki oleh orang tua mereka.

Selain itu, kunci kesuksesan anak kelak yang patut menjadi perhatian orang tua adalah membiasakan membimbing, bukan memerintah atau membiarkan. Ada tiga macam cara mendidik anak yang dilakukan oleh orang tua. 

Salah satu cara mendidik yang dilakukan orang tua ialah permisif, atau selalu memperbolehkan anak melakukan sesuatu. Ada pula cara mendidik otoriter di mana orang tua berusaha untuk membentuk dan mengontrol anak mereka berdasarkan standar mereka sendiri. Sedangkan yang terakhir ialah cara mendidik secara otoritatif, di mana orang tua berusaha untuk mengarahkan anak secara rasional.

Dari ketiga gaya mendidik anak ini, cara otoritatif merupakan yang paling ideal. Anak-anak yang dididik secara otoritatif akan tumbuh menjadi orang dewasa yang menghormati otoritas tetapi tidak merasa 'tercekik' akibat otoritas tersebut.

Kemudian, salah satu sifat yang sangat kuat dan dapat menggiring anak pada kesuksesan ialah grit. Jika diartikan, grit merupakan kecenderungan untuk tetap merasa tertarik dan terus berusaha dalam mencapai tujuan dalam jangka panjang. Dalam hal ini, tugas orang tua ialah mengajarkan anak untuk terus berimajinasi tentang masa depan yang mereka ingin ciptakan dan juga komitmen untuk bisa merealisasikan masa depan tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement