Ahad 24 Apr 2016 06:05 WIB

Konsumen Cerdas Pro Lingkungan Masih Minim

Rep: Sonia Fitri/ Red: Andi Nur Aminah
Wanita berbelanja di Supemarket.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Wanita berbelanja di Supemarket. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya konsumsi masyarakat selama beberapa tahun terakhir cenderung menunjukkan tren negatif dari aspek keberlanjutan lingkungan. Data WWF menyebut, sebanyak satu persen hutan alam di Sumatra hilang setiap tahunnya dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Hilangnya hutan tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen atas produksi tisu, kertas dan minyak kelapa sawit. 

"Produksi ketiga komoditas ini terus meningkat dari tahun ke tahun akibat permintaan yang terus meningkat pula," kata Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF-Indonesia Nyoman Iswarayoga, akhir pekan ini. 

Kondisi air di Pulau Jawa, dia menlanjutkan juga terus mengkhawatirkan. Hal tersebut tampak dari meningkatnya nilai defisit air pada 2015 di mana nilainya telah mencapai minus 134 juta meter kubik per tahun. 

Sebanyak 75 persen sumber perikanan Indonesia berada di ambang batas keberlanjutan akibat praktik perikanan yang destruktif dan eksploitatif untuk memenuhi permintaan pasar dunia. Peningkatan emisi gas rumah kaca dari penggunaan listrik dan transportasi serta sampah pun, dia mengatakan, memperparah kondisi lingkungan. Semuanya itu menyebabkan polusi dan pencemaran lingkungan yang membahayakan.

Oleh karena itu, WWF-Indonesia meluncurkan program 'Panduan Konsumen Cerdas dan Bertanggung jawab' untuk mendorong perubahan gaya konsumsi masyarakat ke arah konsumsi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. "Peluncuran bertepatan dengan peringatan Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April dan sebagai bagian dari kampanye konsumen #BeliYangBaik," katanya.

Panduan Konsumen Cerdas dan Bertanggung jawab dari WWF-Indonesia bertujuan membantu masyarakat menerapkan gaya konsumsi yang lebih bertanggung jawab. Yaitu lebih hemat dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. 

Contohnya, di dalam panduan dapat ditemukan tips menghemat kertas dengan menerapkan prinsip cetak bolak balik (dua sisi). Untuk mengurangi emisi karbondioksida di sektor transportasi, panduan konsumen WWF menyarankan pemilik mobil pribadi melakukan car pooling, yaitu mengajak rekan-rekan dengan rute sejalan untuk berangkat bersama. 

Berbagai tips konsumsi bertanggung jawab lainnya dapat ditemukan dalam panduan tersebut yang mencakup sejumlah komoditas konsumsi penting. Di antaranya penggunaan tisu, kertas, seafood, minyak kelapa sawit, listrik, transportasi dan air. “Panduan ini dapat digunakan siapa saja dan kapan saja untuk membantu kita menjadi konsumen yang lebih bertanggung jawab, agar pola konsumsi kita tidak berdampak buruk bagi lingkungan," ujarnya. 

Panduan tersebut juga menjadi sarana edukasi dan informasi dari WWF untuk meningkatkan kesadaran konsumen mengenai dampak konsumsi sehari-hari terhadap terjadinya kerusakan lingkungan. Panduan Konsumen Cerdas dan Bertanggung Jawab itu dibuat dalam bentuk buku saku sehingga mudah dibawa dan digunakan setiap saat dan di mana saja. 

Panduan disajikan dalam bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami konsumen dari berbagai kalangan. Panduan tersebut akan disebarluaskan di sejumlah toko ritel di kota-kota besar di Indonesia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement