REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar parenting Adiyati Fathu Roshonah menyampaikan pengasuhan anak pada saat ini menghadapi tantangan berat karena berada di era digital yang identik dengan teknologi informasi.
"Mendidik anak hari ini tidak mudah karena tantangannya berbeda dengan dulu sebelum hadirnya telepon pintar dan internet," kata dia di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (23/4).
Ia menyampaikan hal itu sebagai pembicara pada acara Seminar Parenting dengan tema "Menjadi Orang Tua Cerdas di Era Digital" diselenggarakan Perguruan Islam Nibras dalam rangka memperingati milad ke-15.
Menurutnya, saat ini masih ada orang tua yang memakai cara lama dalam mendidik dan memperlakukan anak, persis sebagaimana 30 tahun lalu dididik oleh orang tua, sementara zaman sudah berubah.
Padahal, ujar dia anak-anak sekarang mengalami percepatan perkembangan dan mudah beradaptasi dengan teknologi informasi. "Anak zaman sekarang kalau ingin tahu sesuatu bisa mencari tahu di internet, dapat dibayangkan kalau mereka mencari tahu persoalan seksualitas di internet, mengakses laman yang salah bisa berbahaya," sebutnya.
"Tidak hanya itu, anak-anak saat ini nyaris tidak bisa hidup tanpa internet, kalau sudah ada wifi baru bisa tenang," ujarnya.
Selain itu, kalau anak tidak puas dengan pola pengasuhan orang tua, mereka bisa membuat status di jejaring sosial dan mencari tempat bercerita di luar rumah, tambah dia.
Kemudian, ia menilai ada orang tua yang memperlakukan anak seperti pakaian kotor yang hendak dicuci ke laundry dan berharap setelah dicuci kondisinya sudah bersih.
"Ini sama artinya orang tua menyerahkan anak kepada sekolah untuk dididik dan enam bulan kemudian berharap anaknya semakin baik dan menagihnya melalui nilai rapor," kata dia.
Ia memandang hal itu keliru karena tanggung jawab utama mendidik anak adalah pada orang tua dan ketika anak berhasil yang akan ditanya bukan dimana sekolah namun siapa orang tuanya.
Karena itu, ia mengajak semua orang tua untuk mulai melakukan perubahan dalam mendidik anak, terutama memperbaiki pola komunikasi yang selama ini menjadi persoalan utama.
Jika anak-anak sekarang dididik dengan baik maka bangsa ini pada 2045 akan menjadi bagus, karena saat itu anak-anak hari ini yang menjadi pemimpin pada masa itu, jelasnya.