Sabtu 16 Apr 2016 23:05 WIB

Reza Rahardian Bakal Garap Film Pendek

Reza Rahardian
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Reza Rahardian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Reza Rahadian akan membuat film pendek tentang masyarakat Desa Napu, Sumba Timur, NTT yang setiap hari harus berjalan 10 km untuk mendapatkan air bersih.

"Saya ditawarkan oleh UNDP untuk membuat film pendek mengenai kehidupan di Sumba seperti apa, video klip saja," ujar dia dalam acara Indonesia Climate Change Expo di Jakarta, Sabtu (16/4).

Konsep film pendek, kata lelaki berusia 29 tahun itu, juga akan menampilkan gabungan wajah masyarakat Sumba dan dia untuk menunjukkan perbandingan ketersediaan air di sana dan di Jakarta.

Pembuatan film pendek itu akan dilakukan pada akhir April atau awal Mei 2016 saat model yang ditunjuk sebagai duta UNDP itu meninjau lokasi dan melihat pembangunan program penyediaan akses air bersih untuk 500 penduduk Desa Napu yang kini sedang dikampanyekannya.

Adanya film pendek mengenai akses air bersih yang sulit untuk sebagian masyarakat di Indonesia, diharapkan menggugah kesadaran masyarakat lain yang tidak memiliki kesulitan dalam mendapatkan akses air bersih.

Ia juga mengajak generasi muda menunjukkan aksi nyata, misalnya dimulai dari meningkatkan kesadaran diri sendiri dalam menggunakan air dan listrik hingga menggelar diskusi untuk menemukan inovasi atau solusi.

"Sebagai anak muda kalau cuma protes pemerintah nggak ngaruh, buang energi, bisa apa. Kesadaran yang mudah-mudahan tumbuh dan ditularkan ke yang lain," kata Reza.

UNDP Indonesia bekerjasama dengan Koordinasi Pengkajian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (KOPPESDA) menginisiasi proyek untuk memberikan akses air bersih kepada sekitar 500 penduduk yang bermukim di Desa Napu, Sumba Timur.

Technical Officer-Environment Unit UNDP Indonesia Doddy Sukadri mengatakan pihaknya tidak hanya menggaet Reza Rahadian dan Eva Celia sebagai duta, tetapi juga bekerja sama dengan jejaring kerja, diantaranya pemerintah dan LSMM untuk membangun pemahaman.

Ia mengatakan proyek tersebut melibatkan tiga desa sebagai proyek percontohan. Pemilihan ketiga desa tersebut karena kondisinya yang paling sulit mendapatkan air bersih dan sosial ekonomi kurang sejahtera.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement