REPUBLIKA.CO.ID, Bermain adalah hal yang penting dan serius. Perintis psikologi perkembangan Lev Vygotsky berpendapat, bermain menjadi pendukung utama tumbuh kembang anak pada usia prasekolah.
Lewat bermain, anak-anak belajar dan berlatih banyak keterampilan sosial dasar. Mereka mengembangkan kemandirian dan belajar untuk berinteraksi dengan anak-anak lain.
Studi klasik tentang bagaimana bermain baik untuk tumbuh kembang anak dilakukan oleh Mildred Parten pada akhir tahun 1920 di Institut Pengembangan Anak di Minnesota. Dia mengamati anak-anak berusia dua sampai lima tahun dan mengategorikan enam cara bermain anak.
Diungkapkan Parten, anak-anak melakukan jenis permainan yang berbeda selama mereka tumbuh. Empat di antaranya tidak melibatkan interaksi dengan orang lain, sementara dua lainnya menunjukkan keterlibatan, seperti dipublikasikan dalam jurnal Abnormal and Social Psychology.
Permainan kosong
Anak bermain dengan melakukan gerakan acak tanpa tujuan jelas.
Permainan tunggal
Anak benar-benar asyik bermain sendiri dan tampaknya tidak tertarik pada anak-anak lain. Paling sering terlihat pada anak-anak yang berusia antara dua sampai tiga tahun.
Bermain sebagai penonton
Anak mengambil minat dalam melihat permainan anak-anak lain, tetapi tidak ikut terlibat. Ia bertanya dan ngobrol dengan anak lain, tetapi kegiatan utamanya hanya untuk menonton.
Permainan paralel
Anak meniru cara bermain anak-anak lainnya, tetapi tidak secara aktif terlibat dengan mereka. Misalnya, mereka mungkin menggunakan mainan yang sama.
Permainan asosiatif
Pada kategori ini, anak lebih tertarik bermain dengan satu sama lain daripada hanya dengan mainan yang mereka gunakan. Ini adalah kategori pertama yang melibatkan interaksi sosial saat anak bermain.
Permainan kooperatif
Ada hubungan kooperatif dan terorganisir yang terjadi, misalnya permainan yang memiliki aturan dan tujuan atau mengadopsi peran tertentu dalam sebuah kelompok.