REPUBLIKA.CO.ID, Pada awal debutnya, Elemwe menilih corak Mega Mendung sebagai perpaduan busana Muslimnya. Corak ini menggambarkan bentuk sekumpulan awan di langit sebagai salah satu motif batik khas Cirebon yang paling dikenal oleh khalayak.
Batik khas Cirebon, Mega Mendung, sebagai motif awal yang diangkat sebagai tema Elemwe bukan semata hanya karena mengenal Cirebon sebagai kota asal. Tapi juga berdasar pada niat mendukung produktivitas para pengrajin batik khas Cirebon.
Konon menurut sejarah Cirebon, motif ini terbentuk ketika seseorang melihat bentuk awan pada genangan air setelah hujan. Cuaca saat itu sedang mendung, sejuk dan adem. Kesan sejuk dan adem pun diangkat desainer busana Muslim, Lily Mariasari W melalui pilihan warnanya yang kebanyakan adalah warna bernuansa teduh. Misalnya coklat, abu-abu, biru dan salem.
(Baca Juga: Elemwe, Label Busana Muslim dengan Padanan Kain Nusantara)
Filosofi motif Mega Mendung sebagai awan yang muncul ketika cuaca sedang mendung, dimaknai sebagai kepribadian sosok manusia yang tetap mampu mengendalikan dirinya dalam situasi apa pun. Sama halnya seperti awan yang muncul di saat cuaca mendung yang dapat menyejukkan suasana di sekitarnya.
Kemudian arti tersirat dari wama warna batik Mega Mendung adalah lambang dari jiwa dan sifat kepemimpinan yang senantiasa melindungi dan memberi keteduhan sekitarnya. Filosofi inilah yang memperkuat alasan Lily mengangkat kain negeri khas Cirebon ini sebagai lambang sosok Muslimah yang berkepribadian teguh, pengayom, cantik dan anggun.
Sebagai produk yang lahir dari tangan anak bangsa yang bangga akan budaya lokal, ke depannya, Elemwe juga akan mengangkat kecantikan kain-kain Nusantara lainnya. Boleh jadi kain ikat, tenun dan songket akan menyusul mewarnai khazanah desainnya.