REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menetapkan Tanjung Kelayang Belitung sebagai satu dari 10 top destinasi pariwisata unggulan. Tanjung Kelayang Belitung dikenal dengan pantai jernih berbatu granit raksasa.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pihaknya akan menjadikan Tanjung Kelayang Belitung setaraf dengan Phuket Thailand atau Langkawi Malaysia. Dengan begitu, kata dia, Tanjung Kelayang akan menjadi wawasan wisata dengan jumlah kunjungan yang besar, destinasi yang tertata rapi berkelas internasional, terawat indah, sustainable, dan masyarakatnya semakin sejahtera.
“Sudah dikasih contoh yang amat bagus, tidak usah jauh-jauh, yang di negara tetangga saja, Malaysia punya Langkawi, Thailand punya Phuket,” ujar Menpar dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/2).
Menurut dia, dulu tak ada yang mengenal Phuket dan familiar dengan Langkawi. Namun, kata dia, dengan penataan destinasi yang bagus, promosikan besar-besaran ke luar negeri, dan menjadi viral sebagai objek wisata pantai dan laut, keduanya menjadi terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. “Kalau mau didetailkan kondisi alamnya? Kualitas pasir putih pantainya, sampai di terumbu karangnya, potensi Belitung berani diadu. Kita nggak akan kalah,” ungkapnya.
Saat ini, kata dia, Phuket bisa menghasilkan 8 juta wisman dan Langkawi 3,5 juta orang per tahun. Kondisi itu, kata dia, berbeda dengan Danau Toba Sumatra Utara yang selama ini ada problem dengan single destination, multi management, dan tinggal di switch menjadi single management.
"Di Belitung, critical success factornya agak beda. Di Belitung karena hanya satu kabupaten, maka tidak ada keruwetan manajemen seperti yang terjadi di Toba," paparnya. Belitung, kata dia, justru belum ada pengelola khususnya. Menpar menyebutnya, seolah semua masih auto pilot.
Arief mencontohkan, Phuket ditangani oleh Regency Government dan Langkawi oleh badan yang dinamakan Langkawi Development Authority (LADA). Sedangkan Belitung masih alami. Menurut dia, hanya dalam pemantauan Dinas Pariwisata saja.
“Kami ingin ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Kelayang, yang nantinya bisa membangun atraksi di Belitung lebih keren dan berkelas dunia. KEK inilah yang akan melengkapi dan menata atraksi di kawasannya. Dia akan menjadi daya tarik yang sangat kuat,” kata dia.
Kemenpar, kata dia, sudah menjadikan Tanjung Kelayang Belitung sebagai satu diantara 10 Top Destinasi. Otomatis, papar Menpar, akan ada share infrastructure, untuk membuat Belitung lebih layak dipromosikan secara internasional. Akses-nya juga akan diperkuat.
“Selama ini belum bisa dipromosikan besar-besaran, karena bandaranya juga belum berstatus internasional. Harus diperpanjang landasannya, harus dinaikkan menjadi internasional, sehingga ada TPI Tempat Pemeriksaan Imigrasi sendiri, sehingga bisa dirintis direct flight ke sana,” kata Menpar.
Dalam setiap promosi, Kemenpar selalu mempertimbangkan unsur 3 A, yakni atraksi, akses, dan amenitas. Jika belum lengkap, kata Arief, pasti belum akan dipromosikan besar-besaran. Sebaliknya, kalau sudah siap, maka akan digeber agar orang tahu dan mau datang ke objek tersebut.
"Itulah mengapa ada istilah 3 Greaters, Bali-Jakarta-Batam, untuk menegaskan bahwa tiga titik inilah sebenarnya yang paling ready untuk dipromosikan. Kini ditambah 10 prioritas, yang persentasenya 60-70 persen sudah siap dipromosikan," paparnya.