REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini (16/2), lewat panggung penghargaan musik Grammy Awards masyarakat dibuat terpukau oleh penampilan Joey Alexander. Pianis jazz berusia 12 tahun yang lahir di Bali itu memang gagal menyabet penghargaan Grammy dari dua nominasi yang diraihnya, tapi aksinya di panggung membuat masyarakat berpikir Joey masih punya banyak waktu untuk mendapatkan penghargaan musik bergengsi berikutnya.
Joey mengenal musik sejak usia belia, di umur 6 tahun. Sosoknya yang hiperaktif membuat orang tuanya memutuskan menyalurkan energi Joey lewat denting piano. Ternyata musik berhasil menaklukkan Joey hingga membawanya mendapat julukan jenius di bidang musik.
Sebelum tampil di Grammy Awards, VOA Indonesia mewawancarai Joey secara eksklusif. Dan, Joey bercerita tentang alasannya memilih jazz.
"Dengan jazz, diri saya merasa bisa mengekspresikan kebebasan yang bisa membawa diri saya mempunyai perasaan swing dan blues. Ketika mendengarnya, kita akan merasakan perasaan itu. Dan tanpa blues, jazz itu tidak akan pernah ada. Bagi saya improvisasi adalah bermain dari hati, jadi ketika bermain di atas panggung semua tergantung dari hati dan bukan sesuatu yang direncanakan."
Mengenai dua nominasi yang diraihnya, Joey merasa bersyukur. Terutama karena nominasi itu membuatnya merasa disejajarkan dengan musisi-musisi ternama.
"Saya juga bersyukur kepada kedua orang tua saya terutama ayah saya yang telah membimbing saya di bidang musik. Saya juga sangat berterima kasih kepada produser album saya Jason Olaine dan juga musisi handal Wynton Marsalis yang telah sangat membantu diri saya."
(baca: Musisi Cilik Indonesia tak Jadi Bawang Pulang Grammy Awards)