REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru yang diterbitkan JAMA Pediatrics menunjukkan konsumsi antidepresanpada ibu hamil meningkatkan risiko bayi terlahir autis.
Wanita hamil memang kerap berurusan dengan depresi selama mengandung. Mereka biasanya kebingungan mengobati kondisi mereka.
Ibu hamil harus mengurus diri sendiri, suami, dan yang paling penting adalah janin mereka. Ini sering menjadi alasan ibu hamil meminum obat-obatan antidepresan.
Apakah antidepresan aman? Peneliti memelajari lebih dari 145.456 anak-anak yang didiagnosis autisme. Ibu-ibu mereka ternyata mengonsumsi antidepresan selama kehamilan.
"Menggunakan antidepresan selama trimester kedua dan ketiga kehamilan meningkatkan risiko anak yang dikandung menjadi autis hingga 87 persen. Levelnya dua kali lebih banyak dari penggunaan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), obat sejenis lainnya," kata penulis studi dari Fakultas Farmasi University of Montreal, Anick Beard, dilansir dari Fit Pregnancy, Selasa (9/2).
Hasil penelitian ini cukup penting mengingat kebanyakan orang berpikir bahaya terbesar pada janin yang sedang berkembang terjadi pada trimester pertama. Berard menegaskan bahwa trimester kedua dan ketiga adalah masa-masa penting untuk perkembangan otak janin.
Serotonin sangat penting untuk perkembangan sel otak, sementara penggunaan antidepresan, termasuk SSRI dapat mengganggu pertumbuhan serotonin tersebut.
Autis memang sering disebabkan faktor genetik, namun penelitian ini menunjukkan faktor lingkungan juga berpengaruh. Jenis SSRI yang spesifik dikategorikan berbahaya adalah Zoloft dan Prozac. Penggunaan antidepresan terus menerus menyebkan risiko autis meningkat.
Lalu, bagaimana mengobati depresi pada ibu hamil? Cara terbaik adalah olah raga dan psikoterapi yang bisa mengobati depresi ringan hingga 80-85 persen pada kasus ibu hamil. Konsumsi obat secara luas karena anggapan bahwa depresi hanya bisa disembuhkan dengan meminum obat.
"Karena peningkatan metabolisme yang disebabkan kehamilan itu sendiri, wanita hamil merasa terdorong meningkatkan konsumsi antidepresannya untuk mendapatkan ketenangan," kata Berard.
Berard menegaskan studinya sama sekali tak bertujuan menakuti-nakuti perempuan. Dia hanya ingin perempuan yang sedang hamil mengambil keputusan terbaik untuk kesehatannya dan janinnya.