Rabu 20 Jan 2016 18:52 WIB

Selain Diving Taka Bonerate Tawarkan 3 Atraksi Wisata Ini

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Indira Rezkisari
Taman Nasional Taka Bonerate merupakan pulau karang terbesar di Asia Tenggara sekaligus terbesar ketiga di dunia setelah Kwajalein di Kepulauan Marshall dan Atol Suvadiva di Maladewa.
Foto: Antara
Taman Nasional Taka Bonerate merupakan pulau karang terbesar di Asia Tenggara sekaligus terbesar ketiga di dunia setelah Kwajalein di Kepulauan Marshall dan Atol Suvadiva di Maladewa.

REPUBLIKA.CO.ID, Taka Bonerate tak hanya sekedar menawarkan wisata bawah laut. Beberapa aktivitas berkenaan dengan kepedulian budaya dan lingkungan sekitar bisa dilakukan di sini.

Berikut beberapa kegiatan menarik yang bisa dilakukan saat berlibur ke Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulsel.

Tari adat warga suku setempat

Pagelaran tarian adat dari warga Taka Bonerate yang menempati beberapa pulau di wilayah ini kerap dilakukan untuk menyambut tamu. Penduduk Taka Bonerate yang diisi oleh dua suku, yakni Bajo Daratan dan Bugis bergantian menunjukan kreasi kebudayaan mereka dalam tarian.

Konservasi penyu

Dalam bulan-bulan tertentu yakni awal dan akhir tahun, penyu-penyu yang dikonservasi di Taka Bonerate dilepaskan ke lautan. Tepatnya di Desa Lotundo, upaya pelepasan penyu yang diawali dengan penetasan telur penyu ini sering dilakukan.

Latar belakang dilaksanakannya konservasi penyu dikarenakan jumlah hewan yang disebut oleh masyarakat setempat sebagai ‘tukik’ ini mulai menghilang. Hal itu diakibatkan oleh perburuan liar yang dilakukan oleh manusia.

Mangrove langka

Berdasarkan data informasi Taka Bonerate hingga dua tahun lalu, di seluruh wilayah ini tak pernah ditemui adanya pohon bakau alias mangrove yang memagari pantai. Namun kemudian, beberapa batang pohon bakau terpantau hidup di sekitar Taka Bonerate.

Meski jumlahnya diketahui hanya ada 20 pohon, tetapi ini menjadi pemandangan unik. Pohon-pohon bakau itu tumbuh di Pulau Pasitallu Timur dan Tarupa Kecil. Pohon bakau di Pasitallu Timur, umurnya diduga masih cukup muda dengan diameter di bawah 10 cm.

Sedangkan di Pulau Tarupa Kecil, terdapat tumbuhan mangrove dengan diameter berada di rentang 30 cm sampai 90 cm. Para peneliti setempat meyakini bahwa fakta tersebut menunjukkan pohon bakau di wilayah ini tergolong mangrove tua. Menariknya, tegakan mangrove di sini tidak ditemukan anakan yang umum ditemui di pohon-pohon bakau lainnya. Padahal, pohon indukannya tetap mempunyai buah yang semestinya dapat menjadi anakan secara generatif. Di bawah pohon induk, justru hanya terlihat beberapa akar paku. Inilah yang membuat mangrove di Taka Bonerate diduga tergolong langka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement