Kamis 14 Jan 2016 20:22 WIB

Cara Tepat Berdialog dengan Anak Soal Kejahatan Terorisme

 Mendikbud Anies Baswedan saat peresmian gedung baru SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur, Bekasi, Jabar (21/12).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Mendikbud Anies Baswedan saat peresmian gedung baru SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur, Bekasi, Jabar (21/12). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa ledakan dan baku tembak yang terjadi di Kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta sangat mengejutkan dan tentunya mengerikan.

"Dalam situasi seperti ini, orang tua dan guru perlu membantu anak-anak mencerna dan menanggapi peristiwa teror ini," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Anies Baswedan, Kamis (14/1).

Kemendikbud pun mengeluarkan panduan singkat bagi orang tua dan guru dalam berdialog dengan anak-anak tentang kejahatan terorisme. Berikut cara yang bisa orang tua lakukan untuk berbicara perihal kejahatan tersebut:

1. Cari tahu apa yang mereka pahami. Bahas secara singkat apa yang terjadi meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi serta ajak anak untuk menghindari isu dan spekulasi.

2. Hindari paparan terhadap televisi dan media sosial yang sering menampilkan gambar dan adegan mengerikan bagi kebanyakan anak, terutama anak di bawah usia 12 tahun.

3. Identifikasi rasa takut anak yang mungkin berlebihan. Pahami bahwa tiap anak memiliki karakter unik. Jelaskan bahwa kejahatan terorisme sangat jarang, namun kewaspadaan bersama tetap perlu.

4. Bantu anak mengungkapkan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi. Bila ada rasa marah, arahkan pada sasaran yang tepat yaitu pelaku kejahatan. Hindari prasangka pada identitas golongan yang didasarkan pada prasangka.

5. Jalani kegiatan keluarga bersama secara normal untuk memberikan rasa nyaman, serta tidak tunduk pada tujuan teroris mengganggu kehidupan kita. Kebersamaan dan kominikasi rutin penting untuk mendukung anak.

6. Ajak anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI, dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikan lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement