Rabu 13 Jan 2016 09:10 WIB

Hati-Hati, Penjahat Sering Manfaatkan Dua Aplikasi Ini untuk Menjebak Anak

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Game Clash of Clans (Ilustrasi)
Foto: ibtimes
Game Clash of Clans (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kecanggihan dan kemudahan yang ditawarkan teknologi tak selamanya selalu digunakan untuk kebaikan bersama. Cukup banyak modus kejahatan yang dilakukan oleh penjahat dengan memanfaatkan teknologi. Tak terkecuali oleh pedofil.

Sebagian besar penjahat anak mengaku memanfaatkan game ponsel pintar yang sangat populer, yakni Clash of Clans (CoC). Juga media sosial berbagi foto yakni Instagram. Mereka mengaku ratusan anak laki-laki dan juga perempuan 'terpancing' melalui kedua aplikasi ini.

Greater Manchester Police mengungkap ada 389 insiden kejahatan pada anak dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Kepolisian menyatakan bahwa dua per tiga dari total insiden tersebut terjadi hanya dalam kurun waktu satu tahun terakhir, di mana kedua aplikasi ini sudah mulai populer.

Polisi mengungkap kasus kekerasan seksual menimpa korban termuda yang masih berusia tujuh tahun. Bocah lelaki ini terjebak dan menjadi korban oleh pelaku yang memanfaatkan aplikasi Instagram. Sayangnya, pelaku sulit diidentifikasi seperti halnya pelaku kejahatan cyber lain, karena bukti-bukti yang terkumpul tidak cukup banyak.

Di samping itu, polisi juga mengungkapkan salah satu kasus kekerasan seksual yang menimpa anak melalui game CoC. Anak lelaki yang menjadi korban dalam kasus tersebut, terang kepolisian, masih berusia sembilan tahun.

Berita tersebut membuat perusahaan pemilik game CoC yang berbasis di Helsinki yaitu Supercell angkat bicara. Juru Bicara Supercell mengatakan bahwa game CoC diperuntukkan bagi anak-anak berusia 13 tahun ke atas. Selain itu, dia juga mengatakan bahwa pihaknya mengutamakan keamanan dengan membatasi percakapan antarsesama pemain.

Selain pembatasan percakapan publik, Juru Bicara Supercell juga mengatakan bahwa para pemain akan menerima peringatan secara berkala. Peringatan ini diberikan untuk mengingatkan pemain tentang bahaya dalam membagikan informasi pribadi kepada siapa pun yang bermain di CoC.

Tak berhenti di situ, sang jubir Supercell juga menyatakan pihaknya sudah melakukan pelarangan penggunaan berbagai kata dan frase yang tak pantas. Siapa pun yang melanggar, akan dikeluarkan dari permainan CoC. 

Para pemain juga dapat dengan aktif melaporkan pemain lain yang mungkin berperilaku tidak sepantasnya dalam permainan. Menurut jubir Supercell, dalam permainan CoC, ada fitur 'mute' yang memungkinkan pemain untuk tidak mengaktifkan fungsi percakapan bagi pemain-pemain lain yang tidak mereka kehendaki. "Supercell memperlakukan masalah keamanan dengan sangat serius," ungkapnya. 

Kepala Detektif dari Greater Manchester Police, Vanessa Jardine mengatakan pendekatan dalam jaringan (daring) dilakukan oleh para pedofil untuk membangun hubungan emosional dengan calon korban. 

Pendekatan daring ini dilakukan dengan memanfaatkan berbagai aplikasi hingga media sosial seperti CoC dan Instagram. Pendekatan daring, lanjut Jardine, tergolong dalam kejahatan yang sangat serius. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement