REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak dapat dipungkiri, kelezatan kuliner nusantara layaknya primadona yang tak hanya diminati keluarga Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat dunia.
Kelezatan kuliner nusantara tercipta dari paduan budaya dan kekayaan bahan rempah-rempah alami yang diwariskan secara turun-temurun menjadi kekayaan budaya Indonesia. Kelezatan rasa dari olahan bahan berkualitas, ibarat identitas dan kepribadian alami yang meresap di lidah hingga sulit untuk dilupakan.
Namun, kelezatan kuliner khas nusntara yang umumnya disebut makanan rumahan tersebut, kini mulai sulit ditemukan, khususnya oleh masyarakat perkotaan. Padatnya aktifitas secara perlahan telah mempengaruhi penurunan hasrat memasak para perempuan era kini.
Selain itu, waktu dan prosesnya yang begitu rumit menjadi kendala yang sering ditemui para kaum urban ketika menyajikan hidangan kuliner khas rumahan bagi keluarga.
Di tengah kondisi tersebut, kini muncul sebuah inovasi dari produsen kuliner Indonesia, Heat & Eat, yang menangkap adanya peluang kebutuhan kaum urban terhadap kelezatan hidangan rumahan dengan cara yang mudah, cepat dan tentunya juga lezat.
Bahkan menurut survey kuliner dari Global @dvisor Omnibus, selaku lembaga riset pasar Ipsos menyebutkan bahwa 49 persen orang Indonesia lebih memilih makanan tempo dulu (jadul).
Sedangkan khusus untuk produk kemasan, 61 persen orang Indonesia lebih memilih makanan kemasan dengan kualitas olahan tangan. Fakta tersebut menandakan mayoritas orang Indonesia masih menganggap kualitas olahan tangan pada makanan “jadul”, atau produk kemasan yang diolah dapat lebih dipertanggungjawabkan.
Mereka percaya kelezatan yang dihadirkan merupakan hasil olahan dari tangan "ahli" di saat pembuatannya. Oleh karenanya, inovasi yang dihadirkan Heat & Eat bisa menjadi solusi para perempuan yang produktif serta generasi muda yang dinamis, namun rindu kelezatan masakan khas dapur rumahan.
Nicolas Durupt selaku General Manager Marketing Heat & Eat menyatakan bahwa untuk menyajikan masakan yang lezat tidak harus selalu rumit dan lama,
"Produk kami adalah sahabat tepat bagi para ibu yang selalu ingin menghadirkan masakan rumahan yang lezat secara praktis dan menyenangkan," ujar Nicolas kepada Republika.co.idbelum lama ini di Jakarta.
Untuk menghadirkan masakan rumahan yang lezat, bahan-bahan yang digunakan di setiap menu Heat & Eat adalah murni tanpa bahan pengawet. Bahan-bahan tersebut kemudian dimasak secara higienis dan disajikan dengan menggunakan teknologi yang modern. Sehingga cita rasa dan kemurnian bahan bumbu yang dimasak tetap terjaga.
Untuk menu yang dihadirkan, Heat & Eat memilih 10 menu pilihan asli masakan nusantara. Menu yang terpilih merupakan menu favorit keluarga yang mewakili cita rasa dari berbagai wilayah di Indonesia seperti ayam balado dan daging rendang dari Padang, semur daging dari Betawi, ayam woku dan ayam rica merah dari Manado, tongseng dan gulai kambing dari Jawa, ayam bakar bumbu Bali dari Bali dan beberapa menu favorit lainnya.
Kehadiran menu pilihan tersebut menjadi bukti komitmen Heat & Eat sebagai produsen masakan inovatif yang turut berupaya menjaga dan melestarikan kekayaan warisan budaya di bidang kuliner nusantara.