Selasa 15 Dec 2015 08:10 WIB

Kembangkan Kuliner Indonesia, KBRI Mesir Gelar Kelas Masak

Rep: Hannan Putra/ Red: Indira Rezkisari
Upaya mengenalkan kuliner Tanah Air terus dilakukan, termasuk oleh KBRI di berbagai belahan dunia.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Upaya mengenalkan kuliner Tanah Air terus dilakukan, termasuk oleh KBRI di berbagai belahan dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai salah satu upaya untuk lebih mengenalkan khasanah kuliner Indonesia pada publik Mesir, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo kembali mengikuti World Cooking Festival ke-2, Sabtu (12/12) lalu. Event besar ini diselenggarakan oleh Majalah Nisf al Donia.

Stand Kuliner Indonesia diwakili oleh Chef Eduard Roesdi, anggota diaspora Indonesia di Belanda. Ia merupakan aktivis Indonesia Satu, yakni sebuah kelompok pecinta dan profesional di bidang gastronomi Indonesia di negeri kincir angin itu. Chef Eduard menampilkan masakan nasi kebuli dengan acar, ayam bakar kecap dengan sambal matah dan klappertaart.

"Sekitar seribuan undangan yang hadir tampak antusias untuk menikmati hasil racikan para chef dalam festival kuliner di Kairo ini.  Beragam pertanyaan muncul saat para undangan menikmati makanan yang disajikan, mulai dari bumbu hingga cara pengolahan," terang Media and Socio Cultural Affairs KBRI Kairo, Kopri Nurzen, Senin (14/12).

Menurut Kopri, menjadi kepuasan tersendiri ketika melanglang buana ke berbagai penjuru dunia melalui kuliner antarbangsa. Tentu saja, tak hanya kuliner namun stand Indonesia juga menampilkan beragam brosur wisata yang ditulis dalam bahasa Arab dan Inggris untuk dibagi secara gratis. "Sebagian pengunjung yang mendatangi stand Indonesia menanyakan berbagai destinasi wisata di Indonesia dan lokasi kuliner Indonesia di Mesir," tambah Kopri.

Selain Indonesia, perwakilan asing lain yang berpartisipasi adalah Amerika Serikat, Thailand, Jepang, Maroko, Meksiko, Swiss, Italia, Perancis, Cina, dan Lebanon. Di penghujung acara, para chef yang tampil termasuk Chef Eduard Roesdi mendapatkan penghargaan khusus dari pihak penyelenggara.

Tak puas sampai di situ, KBRI Kairo ingin memaksimalkan kehadiran Chef Eduard di Mesir dengan menyelenggarakan kelas masak. Pesertanya adalah para WNI yang tinggal di Mesir. "Sejumlah mahasiswa Indonesia yang memiliki rumah makan di Kairo turut serta sebagai peserta," jelas Kopri.

Dalam kelas masak tersebut Chef Eduard menampilkan masakan tradisional Indonesia yang diolah dengan tampilan fine dining. Olahan pesmol ikan dan kare ayam yang ditampilkan dengan cantik. Chef Eduard juga membuat cocolan yang rasanya mirip dengan hummus atau tahina. Hummus dan tahina merupakan saus cocolan untuk roti khas Timur Tengah yang terbuat dari bahan dasar kacang-kacangan dan minyak zaitun.

Dalam diskusi antara Duta Besar RI dengan tim Indonesia Satu muncul pemikiran perlunya pemetaan tenaga ahli kuliner Indonesia yang tersebar di mancanegara secara menyeluruh sebagai bagian upaya pengenalan Indonesia. Selain itu, pihak-pihak yang berkepentingan di pusat juga perlu memperhatikan karakteristik setiap wilayah dan bangsa di dunia, untuk proyeksi dan lebih terarahnya promosi wisata dan kuliner Indonesia.

"Misalnya untuk wilayah Timur Tengah yang ternyata menggemari kuliner dengan daging-dagingan dengan rasa yang tajam dan fokus wisata yang lebih terpusat pada keindahan alam dan budaya keislaman Indonesia," jelas Kopri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement