Kamis 03 Dec 2015 08:28 WIB

Fakta Baru Ungkap Liberty Diinspirasi dari Perempuan Arab

Patung Liberty di New York memiliki tinggi 93,1 meter.
Foto: EPA
Patung Liberty di New York memiliki tinggi 93,1 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, Patung Liberty, simbol demokrasi dan kebebasan yang sudah menyambut jutaan imigran ke pesisir AS, ternyata terinspirasi dari sebuah proyek mengenai perempuan Arab penjaga Kanal Suez.

Kesimpulan itu diambil dari penelitian terbaru. Hasil penelitian ini mungkin mengejutkan banyak kalangan di AS terutama karena perdebatan tentang kedatangan pengungsi Suriah dan imigran Muslim lainnya ke Amerika meningkat.

Pematung Prancis Frederic Auguste Bartholdi berkelana ke Mesir tahun 1855 hingga 1856, di sana ia menemukan kegemaran terhadap monumen publik berskala besar dan seni pahat kolosal. Demikian ujar US National Park Service yang bertugas menjaga Patung Liberty di New York.

Ketika pemerintah Mesir mengajukan proposal di 1869 untuk membangun mercusuar untuk Kanal Suez, Bartholdi merancang patung raksasa seorang perempuan berjubah yang memegang obor. Dia lalu menyebut patung itu 'Mesir Membawa Cahaya ke Asia'.

(baca: Ke Amerika? Jangan Lewati Wisata Kuliner di Tempat Ini)

Seni pahat itu awalnya mengambil wujud perempuan kampung, kata Barry Moreno penulis buku Patung Liberty. "Bartholdi menghasilkan beberapa rangkaian gambar yang menjadi usulan patung berupa perempuan raksasa atau seorang perempuan kampung Arab dan akhirnya berevolusi sebagai seorang dewi kolosal," tambah Edward Berenson, yang juga pernah menulis buku tentang Patung Liberty.

Saat itu sebagian besar warga Mesir merupakan Muslim, sekitar 86 persen mayoritas Muslim di Alexandria dan Kairo dan 91 persen di kawasan lain, menurut Smithsonian.

Kesempatan kedua Bartholdi datang ketika sejawaran Prancis Edouard de Laboulaye menggagas ide monumen pemberian masyarakat Prancis kepada Amerika Serikat yang melambangkan 'Kebebasan yang Mencerahkan Dunia'.

Pada 1870 Bartholdi mulai merancang patung berdasarkan rancangan sebelumnya. Patung Liberty pun diresmikan pada 1886, dikutip dari Malay Mail Online, Kamis (3/12).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement