REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tidak suka snack? Mayoritas orang Indonesia sepertinya menyukai snack. Aktivitas memakan snack atau dikenal dengan istilah ngemil dilakukan dalam berbagai kesempatan: saat menonton televisi, menikmati film di bioskop, curhat, membaca buku, menempuh perjalanan panjang, atau sekadar bersantai menghabiskan waktu luang.
Sekarang ada beragam snack yang bisa dinikmati sebagai camilan. Salah satunya Pocky. Snack asal negeri Sakura Jepang ini sudah merambah Indonesia sejak dekade 1980-an. Pocky dikenal sebagai snack biskuit berbentuk stik dengan lapisan krim aneka rasa seperti coklat, strawberry, pisang, susu, dan double choco.
Varian rasa tersebut semakin lengkap dengan hadirnya Pocky Matcha pada September 2015. Seperti namanya, Pocky Matcha mengusung cita rasa teh hijau asal Jepang.
Matcha dalam Bahasa Jepang berarti teh bubuk. Salah satu keunggulan sekaligus keunikan matcha terdapat pada proses pengolahannya. Di perkebunan, tanaman teh ditutup dengan jerami atau kerai hitam agar tidak terkena sinar matahari langsung. Setelah dipetik daun teh langsung dikukus, dikeringkan, dan ditumbuk hingga halus seperti tepung.
Proses tersebut tidak hanya menghasilkan aroma dan rasa teh yang nikmat namun juga kaya manfaat. “Matcha berasal dari kultur Jepang,” kata Assistant Marketing Manager PT Glico Indonesia Gorby Akbar Santosa kepada Republika akhir November lalu.
PT Glico Indonesia adalah anak perusahaan dari Ezaki Glico Co., Ltd, produsen Pocky. Perusahaan ini berdiri pada 1 April 2014 dan menjadi importir produk Pocky ke Indonesia. PT Glico Indonesia mengolaborasikan dua konsep Pocky Matcha di Indonesia yakni key message Pocky Share Happiness dan konsep Jepang Omotenashi (hospitality)
Meminum matcha merupakan tradisi turun-temurun di keluarga Jepang. Matcha biasanya dinikmati saat upacara minum teh atau menerima tamu. Belakangan matcha juga digunakan sebagai bahan perisa serta pewarna makanan seperti: es krim, cookies, pudding, es serut, cokelat, dan cake.
Di Jepang, Pocky Matcha telah menjadi merek snack nomor satu. Tak sedikit orang Indonesia yang menjadikan Pocky Matcha sebagai buah tangan. Walhasil kehadiran Pocky Matcha di Indonesia menjadi kabar gembira bagi para pecinta snack Tanah Air. Mereka tidak perlu lagi bersusah payah ke Jepang atau memesan melalui internet untuk bisa menikmati Pocky Matcha. “Sekarang orang tidak perlu susah membeli Pocky Matcha melalui online shopping dengan harga impor,” kata Gorby.
Pocky Matcha lebih dari sekadar camilan. Gorby mengatakan isi dan kemasan Pocky Matcha dibuat dengan mempertimbangkan efek sosial bagi para penikmatnya.
Gorby mencontohkan isi Pocky Matcha yang terdiri dari belasan stik biskuit bersalut krim rasa teh hijau dibuat untuk memudahkan penikmat Pocky berbagi dengan orang lain. Selanjutnya, tekstur stik biskuit juga dibuat renyah tanpa remah agar penikmat Pocky Matcha tidak perlu ribet membersihkan sisa remah yang biasa berceceran seusai menikmati snack. “Ini snack yang tidak memiliki remah. Sehingga kalau makan bisa tetap bersih dan santai,” kata Gorby.
Satya Festiani (26 tahun) mengaku telah lama menjadi penikmat Pocky. Traveler asal Bandung ini menggemari berbagai varian rasa Pocky sejak duduk di bangku sekolah dasar. Kehadiran Pocky Matcha rasa teh hijau membuat Satya jatuh hati. “Ini rasa favorit aku,” katanya.
Satya mengatakan Pocky Matcha tidak hanya enak dimakan saat jalan-jalan. Menurutnya Pocky Matcha juga enak dinikmati sambil bekerja atau berbincang dengan kawan. Ini karena tekstur stik biskuit dank rim Pocky Matcha tidak membuat jari kotor usai dimakan. Selain itu ia juga percaya kandungan teh hijau pada Pocky Matcha bisa menjadi antioksidan.
Karyawati salah satu perusahaan swasta di Jakarta ini juga menyukai kemasan Pocky Matcha. Menurutnya kemasan Pocky Matcha mudah digenggam dan mampu menjaga kerenyahan stik biskuit. “Ini snack yang asik karena mudah digenggam dan tidak mengotori tangan,” ujar Satya.