REPUBLIKA.CO.ID, Remaja dan gadget bak tak terpisahkan. Generasi muda modern tak semata membutuhkan temannya untuk hadir secara fisik. Mereka pun butuh eksistensi diri dan kelompoknya dalam media sosial.
Penyimpangan penggunaan gadget pun tidak terelakkan. Melahirkan sejumlah perilaku yang merugikan, seperti sexting atau perbincangan seks menggunakan gadget. Belakangan sexting malah tidak sebatas dilakukan dengan kata-kata atau foto, emoticon atau emoji yang lucu pun dijadikan alat sexting.
Psikolog Elly Risman mengatakan sexting dengan emoji cuma satu dari banyak perilaku tidak terpuji remaja. Tapi jangan salahkan remaja dulu.
"Orang tua, beberapa, memang abai," tegas Elly, kepada Republika.co.id, Rabu (2/12).
(baca: Cegah Sexting Dimulai Saat Orang Tua Berikan Gadget)
Orang tua menganggap anak sebatas perlu diperhatikan dari segi perkembangan akademis. Bahwa hanya kemajuan akademis yang dibutuhkan anak untuk bertahan hidup di dunia. Aspek lain pun terabaikan. Menilai bila anak mendapat rapor bagus, masuk sekolah unggulan, dan diterima di kampus favorit maka orang tua sudah berhasil mendidik anak.
Orang tua, kata Elly, padahal memiliki tanggung jawab yang sangat besar dan luas. "Jelaskan pada anak, kenapa tidak boleh pacaran. Kasih tahu kalau anak berhubungan seks dia bisa hamil dan itu dosa besar karena berhubungan di luar nikah," ujarnya.
Seringkali orang tua sebatas menganggap lucu dan wajar bila anaknya dekat dengan lawan jenis. Padahal orang tua belum pernah memberi rambu dan memaparkan apa yang bisa terjadi kalau anak sampai kebablasan. Menurut Elly, pemaparan gamblang tidak salah. Karena anak harus tahu apa yang sebenarnya akan terjadi dari orang tua yang paling bertanggung jawab terhadap anak.