REPUBLIKA.CO.ID, Kota Paris sedang berselubung duka. Aksi teror yang menewaskan lebih dari 120 orang meninggalkan trauma dan rasa takut, bukan hanya bagi warganya tapi bagi turis.
Banyak orang kemudian berpikir, apakah aman untuk berlibur di Paris?
Dikutip dari Yahoo! Travel, Senin (16/11), US State Departement dan UK Foreign Office mengatakan serangan lanjutan sangat mungkin terjadi. Mantan agen FBI dan spesialis terorisme Don Borelli mengatakan ancaman dari ISIS sangat besar terhadap Prancis dan negara Eropa lainnya.
"Kita (di Amerika) ada dalam situasi lebih baik dari Prancis," katanya. "Tapi kita tidak imun darinya."
(baca: Teror Paris tak Buat Justin Bieber Batalkan Konsernya)
Pemerintah Prancis juga sudah merespons teror dengan menyatakan negara dalam kondisi darurat. Memperketat pengawasan di perbatasan, menerapkan jam malam, dan membatalkan agenda publik di seluruh Paris.
Sejumlah monumen publik, atraksi turis, bahkan toko besar ditutup sementara dalam rangka hari berkabung nasional selama tiga hari. Meski bandara dan stasiun kereta tetap buka, beberapa stasiun metro dekat lokasi teror ditutup. Pelancong juga disarankan maklum terhadap delay akibat peningkatan keamanan.
Polisi Prancis menyarankan warga dan turis membatasi mobilitasnya di sekitar Paris.
"Sangat sepi di jalanan," ujar Deborah Ernst, turis Amerika yang sedang di Paris. "Ada jam malam jadi saya bayangkan semua orang ada di dalam saat malam."
Warga AS yang sedang di Paris disarankan untuk waspada tingkat tinggi. Warga AS diminta oleh US State Departement untuk mengambil langkah yang diperlukan demi meningkatkan keamanan dirinya, termasuk disarankan membatasi pergerakannya hanya untuk hal penting.