Kamis 12 Nov 2015 21:13 WIB
Hari Ayah Nasional

Sudah Menafkahi Keluarga? Tugas Anda Belum Selesai, Ayah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Karta Raharja Ucu
Foto: Republika/Wihdan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran ayah dinilai tidak begitu saja selesai ketika mereka memenuhi kebutuhan material keluarganya. Anak-anak Indonesia harus merasakan kehadiran ayah mereka penuh waktu. Arti penuh waktu di sini bukan berarti ayah harus ada di samping anak setiap detik, melainkan harus bisa memanfaatkan kualitas waktu yang ada untuk berdialog dan bermain dengan anak.

Pendapat itu disampaikan Penggagas Gerakan Ayah Hebat, Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (12/11). Dahnil meyakini, kasus-kasus korupsi yang melibatkan satu keluarga adalah akibat dari minimnya visi dalam keluarga.

(Baca: Ayah, Ganti Tradisi Memerintah Anak dengan Berdialog)

Keluarga sekarang ini, menurut dia, seringkali hanya berorientasi pada material dan bukan pada pendidikan moral atau akhlak. Berangkat dari keprihatinan itu, terbentuklah Gerakan Ayah Hebat.

(Baca: Ayah, Jangan Beri Anak Gadget Jika Sulit Mengawasinya)

"Ini bertujuan membangun kesadaran kolektif mengenai bagaimana cara agar para ayah di Indonesia memberikan perhatian khusus untuk menciptakan visi moral," ujar dia.

(Baca: Intip Tiga Karakteristik yang Harus Dimiliki Ayah)

Indonesia hebat tidak mungkin dapat terbangun tanpa adanya kumpulan ayah dan keluarga yang hebat. Memang, sebagian besar ayah bekerja membanting tulang untuk keluarganya.

Namun ini bukan menjadi alasan ayah tidak hadir dalam keseharian anak. "Yang terpenting adalah waktu berkualitas," kata Dahnil.

(Baca: 12 November Diperingati Sebagai Hari Ayah Nasional, Begini Sejarahnya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement