Selasa 10 Nov 2015 13:45 WIB

Baru 44 Persen Anak Indonesia yang Terbiasa Sarapan

Rep: C39/ Red: Indira Rezkisari
Biasakan memberi anak makanan yang sehat, mulai dari pagi hingga makan terakhirnya di hari itu.
Foto: Republika/Prayogi
Biasakan memberi anak makanan yang sehat, mulai dari pagi hingga makan terakhirnya di hari itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Blue Band menggelar sosialisasi tentang pentingnya sarapan dan bekal bergizi di Gedung PKK Melati Jaya, Jalan Kebagusan Raya, Jakarta Selatan, Selasa (10/11). Kali ini, Blue Band bekerja sama dengan TP PKK DKI Jakarta untuk membangun kebiasaan sarapan bergizi bagi 5.800 keluarga.

Dua ratus ibu-ibu kader PKK dan perwakilan dari 116 posyandu di DKI Jakarta tampak bersemangat selama acara berlangung. Mereka berasal dari Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat Jakarta Timur, bahkan ada juga yang dari Kepulauan Seribu.

Artis Ersa Mayori sebagai pembawa acara dalam sesi bincang-bincang di acara tersebut, kemudian memanggil dua narasumber ke depan panggung untuk mengupas tentang pentingnya sarapan pagi untuk tumbuh kembang anak.

Narasumber pertama sekaligus Head of Marketing Savoury and Spread PT Unilever Indonesia, Meila Putri Handayani mengatakan, sosialisasi sarapan dan bekal bergizi  merupakan komitmen PT Unilever untuk berkontribusi kepada masyarakat.

"Selama tiga tahun kita melakukan studi keluarga dan ternyata kita menemukan masih banyak anak yang tidak sarapan. Hanya ada 44 persen yang sudah biasa sarapan pagi, itupun menunya juga tidak tepat," kata Meila.

(baca: Meracik Bekal Sekolah Bagi Anak Susah Makan)

Dalam sosialiasi ini Blue Band memang fokus terhadap kaum ibu. Hal ini didasarkan pada peran kunci seorang ibu dalam menyediakan sarapan yang bergizi bagi seluruh anggota keluarganya.

"Kita harap materi ini nantinya jangan selesai di sini saja, tapi disebarkan kepada kader PKK lainnya dan ibu-ibu posyandu," jelas Meila

Narasumber kedua, Prof. Hardiansyah dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan, sarapan dan bekal sekolah anak yang ideal harus memenuhi kebutuhan gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan gizi mikro (vitamin dan mineral. "Ini akan membantu mencukupi 15-30 persen kebutuhan gizi harian anak agar dapat membantui tumbuh kembang optimal dan mewujudkan anak sehat berprestasi," katanya.

Menurut ketua umum PERGIZI PANGAN Indonesia tersebut, dengan membiasakan sarapan pagi di dalam keluarga dapat memberi anak energi untuk beraktivitas, seperti duduk dan belajar di kelas selama lima jam atau bermain selama satu jam. "Kalau kita ingin anak dapat belajar dan beraktivitas secara optimal, sarapan tentunya menjadi suatu keharusan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement