Senin 26 Oct 2015 12:38 WIB

Lima Masakan Perayaan Hidup Suku Batak

Rep: C39/ Red: Indira Rezkisari
Nasi baka arsik dan wagyu saksang Jamuan negeri rempah
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Nasi baka arsik dan wagyu saksang Jamuan negeri rempah "horja Mangupa-upa"-Tapanuli.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebanyak lima masakan khas Tapanuli diracik juru masak Rahung Nasution untuk acara "Horja Mangupa-upa". Sajian pertama yang dipersembahkan kepada para tamu adalah salad yang terpengaruh dari masakan melayu yang disebut Anyang. Masakan Batak ini dibuat dari jantung pisang sejenis urap, yang dicampur dengan daging ayam. “Bumbunya sendiri ada kelapa parut, serta ada asam Batak dan asam jungga juga” jelas lelaki bertato itu.

Selanjutya, para pelayan kemudian membawakan makanan kedua yang disebut naniura. Ikan dalam masakan ini tidak dimasak seperti biasa, tapi dimasak dari pengasaman lewat asam jungga. Tekniknya mirip pengolahan ceviche dalam kuliner Amerika latin. Ikan mentah dibiarkan 'matang' dengan bantuan asam.

Dalam satu piring selanjutnya, terdapat arsik dan saksang. Arsik biasanya terdiri dari ikan mas, tapi sajian makanan yang satu ini diganti dengan udang. Bahan dasarnya sama dengan bumbu sajian naniura, tapi bedanya masakan ini dimasak seperti biasa (tidak dengan pengasaman).  Sementara, saksang tampak seperti  masakan rendang.  

“Apapun bisa disaksang. Saksang itu kan dicincang, cakcang kalau di Minang, saksang kalau di Batak. Tapi, kami tidak harus selalu daging, karena Mandailing mayoritas Muslim,” kata Rahung.

Sebagai penutup, makan terakhir yang diantar kepada pengunjung disebut Laped, pencuci mulut ini merupakan makanan khas dari Sumatera Utara. Di dalamnya terdiri dari gula merah, mirip nagasari di daerah Jawa.

Lelaki asal Tapanuli tersebut mengatakan, makna acara makan-makan seperti ini merupakan satu ritual yang mengikat suku Batak yang sangat komunal, seperti orang Bali, orang Lombok, dan Toraja.  “Semuanya kan urusan adat selalu mereka kerjakan bersama-sama. Saat ada yang menikah, ada yang meninggal, ada yang kawin itu dikerjakan secara komunal, baik penguburannya, baik perkawinanya, juga upacara kelahiran,”  jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement