REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Tidak semua orang happy ketika Pharrell Williams datang. Hal itu terbukti di Cape Town yang justru dipenuhi sekitar 1.000 orang pengunjuk rasa pro-Palestina yang menolak Pharrell mengadakan konser.
Produser dan rapper ini diprotes atas kesepakatan promosi dengan peritel asal Afrika Selatan, Woolworths, karena memiliki hubungan dagang dengan Israel.
"Dengan bekerja bersama Woolworths, Pharrell mendukung Israel, sebuah negara yang melakukan penindasan terhadap Palestina dan merupakan negara apartheid baru," kata salah satu pengunjuk rasa, Ashraf Salie, seperti dilansir dari laman Eurweb, Senin (12/10).
Konser masih berlangsung sesuai jadwal dan Woolworths mengeluarkan sejumlah kicauan menggunakan tagar #PharrellWithWoolies, meski banyak pengunjuk rasa yang menanggapi kicauan itu dengan tagar ##PharrellProtest.
Juru bicara Boycott, Divestment and Sanctions (BDS), Kwara Kekana, mengancam akan melakukan protes serupa di konser Pharrell lain di Johannesburg yang akan datang.
"Kami sedang dalam pembicaraan dengan organisasi mitra kami di Gauteng, tentang sejauh mana kami melanjutkan aksi di konser Pharrell di Johannesburg," tegas Kekana.
Sementara, Koordinator Nasional BDS, Muhammad Desai, menerangkan kepada Pharrell dan Woolworths untuk berada di sisi kanan dari sejarah. "Kami bersedia untuk bertemu dengannya, terbang ke manapun yang ia mau. Tapi, ia menolak untuk berbicara kepada kami," kata Desai.