Kamis 08 Oct 2015 10:04 WIB

Stres Ganggu Kemampuan Bayi untuk Belajar

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Bayi menangis/ilustrasi
Foto: telegraph.co.uk
Bayi menangis/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak berusia hampir satu tahun ternyata bisa stres yang berujung pada menurunnya fleksibilitas mereka dalam belajar.

Stres pada bayi salah satunya disebabkan anak sering jauh dari orangtua, seperti anak terpisah dengan orangtua yang bekerja di luar kota atau orangtua yang sibuk di kantor sehingga meninggalkan anak bersama pengasuh.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak lebih ingin bermain bersama orangtua mereka ketimbang bersama orang asing. Tingkat kortisol, hormon stres mereka lebih tinggi saat berinteraksi dengan orang asing.

Contoh stres pada anak misalnya mereka menangis ketika diserahkan pada orang asing. Peneliti dari Universitas Ruhr Bochum, Sabine Seehagen mengatakan respons bayi yang stres juga berdampak pada stres psikologis jangka pendek.

"Bayi dalam kondisi stres susah terlibat dalam sebuah kegiatan. Kemampuan belajarnya lebih lambat dibandingkan bayi lain yang tidak stres. Efek stres pada perilaku bayi itu sangat spesifik," ujar Seehagen, dilansir dari IFL Science, Kamis (8/10).

Seehagen melakukan percobaan terbatas terhadap 25 bayi. Ia berkesimpulan perilaku belajar bayi itu sama dengan orang dewasa. Ketika mereka stres, maka mereka tidak akan fokus pada apa yang dikerjakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement