REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah, Indonesia sudah membuka gerai kopi di Irlandia dan Melbourne.
Pembukaan gerai ini dalam rangka memperkenalkan jenis kopi specialty Indonesia kepada dunia.
"Tiap tahun akan kita agendakan untuk jualan kopi melalui metode pembukaan kafe atau gerai," ujar Euis di Jakarta, Kamis (1/10).
Euis menjelaskan, jenis kopi yang diperkenalkan adalah kopi specialty yang telah mempunyai indikasi geografis. Saat ini sudah ada sepuluh kopi di Indonesia yang telah mempunyai indikasi geografis, diantaranya kopi arabika gayo, kopi sumatera arabika simalungun, kopi robusta lampung, kopi java arabika sindoro-sumbing, kopi arabika kintamani bali, dan kopi arabika flores bajawa.
"Specialty kopi ini mempunyai nilai jual yang lebih baik, apalagi di Eropa terdapat 144 juta peminum kopi yang menyukai jenis kopi specialty bukan kopi blended," kata Euis.
Euis mengatakan, dukungan IKM untuk memperkenalkan kopi ke seluruh dunia yakni dengan model pembukaan gerai-gerai kopi di luar negeri. Untuk promosi awal, jumlah kopi yang dibawa ke luar negeri rata-rata sebanyak 50 kilogram untuk setiap jenis specialty.
Pada 2014 ekspor produk kopi olahan mencapai 332,24 juta dolar AS atau meningkat 9,9 persen dari 2013 yang mencapai 302,12 juta dolar AS. Ekspor produk kopi didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens, dan konsentrat kopi. Negara tujuan ekspor yakni Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, Cina, dan Uni Emirat Arab.
Sementara itu, pada 2014 nilai impor produk kopi olahan mencapai 102,71 juta dolar AS atau naik 0,18 persen dari 2013 dengan nilai sebesar 102,52 juta dolar AS. Negara asal impor terbesar yakni Malaysia, Brasil, India, Vietnam, Italia, dan Amerika Serikat. Sedangkan, neraca perdagangan produk kopi olahan masih mengalami surplus sebesar 229,52 juta dolar AS.