Kamis 01 Oct 2015 08:00 WIB

Pakar Batik Sarankan Biji Merica untuk Menyimpan Batik

Rep: MGROL 47/ Red: Indira Rezkisari
 Peserta melukis batik Betawi saat workshop melukis batik di Pendopo Batik, Museum Tekstil, Jakarta barat, Ahad, (7/12).( Republika/Raisan Al Farisi)
Peserta melukis batik Betawi saat workshop melukis batik di Pendopo Batik, Museum Tekstil, Jakarta barat, Ahad, (7/12).( Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah dicuci dan dikeringkan saatnya kain atau pakaian batik kegemaran disimpan. Menyimpan batik namun perlu jadi perhatian tersendiri. Kain tradisional ini sebab tergolong rapuh bila salah disimpan.

Indra Tjahjani, pakar batik dan penggagas komunitas Mbatik Yuk, mengatakan demi menjaga kualitas kain agar lebih tahan lama ia melarang penggunaan kamper atau kapur barus dalam lemari. Sebaiknya gunakan biji merica di dalam lemari tempat batik disimpan.

Caranya, masukkan biji merica ke dalam kain atau kantung yang telah dilubangi, kemudian letakkan di dalam lemari tempat Anda menyimpan batik. Selain biji merica, bahan lain yang bisa digunakan adalah akar wangi.

Ketika batik disimpan lama di dalam lemari, dengan suhu di dalamnya yang akan lembab dan bisa menimbulkan jamur atau bau yang kurang sedap. Sebaiknya lakukan perawatan berkala dengan cara mengeluarkan seluruh kain batik dari dalam lemari dan didiamkan di ruangan yang agak terbuka agar terkena angin.

"Lemari itu kan sering lembab, jadi minimal sebulan sekali kain batik dikeluarkan terus diangin-anginkan agar tidak bau. Biar batiknya awet, tidak sobek, dan tidak dimakan rayap," katanya.

Menurut Indra, tidak begitu terlihat perbedaan dari perawatan kain maupun baju batik dari dulu sampai sekarang. Hanya mungkin perbedaan terlihat dari beberapa cara dalam mencuci dan juga perawatan lainnya. Seperti orang dulu menggunakan lerak untuk mencuci kain maupun batik mereka, juga mereka membakar ratus yang diletakan di dalam kandang ayam lalu kain diletakan diatas kandang tersebut sehingga membuat kain maupun baju batik menjadi wangi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement