Sabtu 09 Nov 2019 10:04 WIB

Jangan Sekadar Simpan Batik Dalam Lemari

Tanpa perawatan khusus batik akan mudah rusak.

Rep: MGROL Firdhausy/ Red: Indira Rezkisari
Koleksi batik milik Hartono Sumarsono.
Foto: MG Firdhausy
Koleksi batik milik Hartono Sumarsono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merawat kain batik tidak sama seperti kain-kain biasa pada umumnya. Batik tidak cukup disimpan biasa di lemari, batik memerlukan perawatan khusus dalam penyimpanan.

Kolektor batik Hartono Sumarsono mengatakan musuh batik di negara Indonesia yang beriklim lembab ini ialah hewan ngengat. Hewan yang mirip dengan kutu ini  tidak bisa dipandang oleh kasat mata dapat memakan kain batik sampai habis bila kain batiknya hanya didiamkan di tempat yang lembab dalam waktu cukup lama.

Baca Juga

Kejadian serupa pernah dialami langsung oleh Hartono terhadap kain batik Belanda miliknya. Ia mendiamkan kainnya selama lima bulan karena bosan.

Setelah dilihat kembali, kainnya sudah bolong dimakan ngengat. Karena pengalaman tersebut, saat ini koleksi kain batiknya diletakkan di ruangan dengan pendingin ruangan. “Kalau pakai AC ruangannya jadi kering,” ujarnya.

Untuk menghindari hewan ngengat, Hartono juga biasa menaburkan lada di dalam lemarinya. Karena Ngengat tidak suka dengan lada, atau kalau orang-orang Jawa biasa menggunakan akar wangi ataupun ratus.

Hartono juga menambahkan perlunya sesekali menjemur kain-kain batiknya. “Sesekali harus dijemur, diangin-anginkan. Jadi kainnya tidak lembab,” tambahnya.

Begitu halnya dengan cara penumpukan kain batik yang tidak boleh lebih dari 15 sampai 20 kain batik.

Menurut pria yang gemar motif batik pesisir ini, batik dapat bertahan lama dan awet bila perawatannya juga baik. Kalau tidak dirawat dengan baik, kainnya akan cepat rusak dan tidak lagi sebagus dari awal pembeliannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement