REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desain bangunan Taman Budaya Tionghoa Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sempat tidak disetujui oleh pihak TMII, karena dianggap terlalu kuno.

Kemudian, desain tersebut diganti dengan desain baru yang didatangkan langsung dari Cina, dibuat oleh tangan khusus dari wali kota Xiamen.

"Awal desain taman ini sempat diganti karena dianggap kuno, tapi kemudian diganti dengan desain dari wali kota Xiamen," kata staf kantor Taman Budaya Tionghoa Indonesia yang sudah sudah bekerja di taman itu sejak awal pemilihan tanah lokasinya, Muhammad Yunus (40), belum lama ini.

Taman yang bernuansa khas etnik Tionghoa ini, awalnya hanya disetujui untuk dibangun di atas tanah berukuran 2,5 hektar, karena ada sebagian tanah yang masih ditempati masyarakat bercocok tanam dan beberapa bangunan milik warga.

Kemudian, dikatakan lebih lanjut oleh Yunus, Peguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) mengajukan lagi kepada Yayasan Harapan Kita yang pada saat itu diketuai mantan presiden Soeharto untuk menambah luas tanah lagi yang sebagian dibeli dari tanah masyarakat.

"Tanahnya kemudian ditambah lagi 2 hektar, sehingga luas tanah bangunan saat ini 4,5 hektar," jelas Yunus.

Menurut Yunus, desain taman ini sampai sekarang masih dalam tahap pembangunan, karena belum tersedianya dana. Kata dia, pembangunan taman ini hanya berasal dari donatur dari orang-orang Tionghoa, kalau dari negara tidak ada.

"Pagodanya yang didesain dengan 7 lantai saja masih belum selesai, masih pondasi awalnya saja," tutup Yunus.

Ikuti Whatsapp Channel Republika