REPUBLIKA.CO.ID, Tidak dimungkiri lagi banyak para wisatawan yang sering pergi ke negara orang dan tak mengindahkan aturan ataupun norma yang ada, dan hal ini membuat penduduk setempat maupun wisatawan lain terganggu.
Dilansir Dailymail Rabu (23/9) berikut beberapa ulah wisatawan yang mengganggu.
Tidak mau mengantre
Sebuah survei dari operator tur, Jerman Urlaubstours menemukan 69 persen turis sering kali merasa tidak sabar dan akan menyerobos saat harus mengantre. Namun ada juga turis yang disiplin dan mau menunggu gilirannya dengan sabar. Hal ini sering kali menjengkelkan untuk turis yang sabar. Karena mereka terkadang harus menunggu lebih lama lagi karena sering diselip oleh turis lainnya.
Sering melanggar aturan dan mengganggu penduduk setempat
Dalam beberapa tahun terakhir ini ada cerita dari wisatawan yang tidak menghormati tradisi lokal dan monumen di seluruh dunia. Seorang turis Australia menghadapi penuntutan di Italia karena telah diduga mengambil foto dengan melakukan handstand dan tidak menggunakan baju di depan Colosseum Roma.
Jonathan Scholes (29th) ini diduga meminta seorang temannya untuk mengambil foto saat melakukan akrobat tanpa menggunakan baju (telanjang) dari belakang. Italia sangat terkejut oleh perilaku turis di negara mereka.
Membuang sampah sembarangan di pantai
Saat kita sedang bersantai di pantai dan merasakan pergeseran pasir, hal terburuk dan paling menjengkelkan yang terjadi adalah jari kaki kita tidak sengaja mengenai puntung rokok atau mungkin sesuatu yang lebih mengerikan, akibat ulah pengunjung pantai yang menyebalkan. Pantai adalah salah satu tempat yang paling sering didatangi oleh turis saat untuk berlibur. Dan banyak wisatawan pengunjung pantai yang semua kurang respek akan kebersihan.
Memblokir jalan
Bergabung dengan antrean wisatawan meninggalkan stasiun kereta api atau bandara dengan koper besar, kemudian tiba-tiba melakukan pemberhentian darurat, sehingga memutup jalan. Hal ini sering terjadi sepanjang waktu dan diakui oleh penduduk sekitar. Entah itu untuk membaca sesuatu di ponsel pintar mereka, atau tiba-tiba berhenti untuk mengintip ke tanda jalan. Padahal wisatawan sering tampaknya menyadari bagaimana tindakan mereka dapat mempengaruhi orang lain.