Ahad 06 Sep 2015 20:50 WIB

Rahasia di Balik Lukisan Diponegoro Karya Raden Saleh Terungkap

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Bilal Ramadhan
A painting by Raden Saleh with tittle: The capture of Diponegoro Prince
Foto:

 

Dalam sejarah namanya jarang disebut. Padahal posisinya sangat dekat dengan Pangeran Diponogoro seperti Kiai Mojo dan Sentot Alibasyah. Dua tokoh ini menjadi sedikit rahasia dibalik lukisan bersejarah Penangkapan Pangeran Diponogoro.

Raden Saleh menyelesaikan lukisan tentang babak akhir Perang Jawa itu pada tahun 1857. Dua puluh tujuh tahun setelah peristiwa penangkapan Diponegoro di wisma residen Kedu.

Hadirnya sosok Raden Saleh dalam lukisan itu terasa janggal, sebab dirinya tak pernah ikut dan hadir saat peristiwa berlangsung. Raden Saleh kala itu masih berusia empat belas tahun dan tinggal di daerah Jawa Barat. Dia berada jauh dari pusat peristiwa.

“Ada sejarah rahasia yang bisa dilacak lewat gambar,” kata Peter Carey, sejarawan dari Trinity College Oxford dan Universitas Indonesia dalam diskusi Korelasi dan Revelansi Karya Seni Berbasis Sejarah di Kafe Pustaka, Universitas Negeri Malang, Sabtu (11/9) malam.

Dalam dua sosok tersebut ada banyak makna di dalamnya. Dalam diri Raden Saleh terpapar perlawanannya terhadap pemerintahan Hindia-Belanda. Peter Carey mengatakan dulu Raden Saleh dianggap penghianat karena belajar melukis di Belanda dan menjadi pelukis Raja Belanda.

Hal tersebut sama sekali tidak benar. Carey mengatakan Raden Saleh berasal dari keluarga yang menentang kekuasaan Hindia-Belanda. Lukisan ini menjadi kritik atas lukisan Nicolas Pieneman yang melukis adegan “penyerahan diri” heroik Pangeran Diponogoro pada 25 tahun sebelumnya. Dengan sikap aneh yang bermakna ganda.

Karya Raden Saleh memperlihatkan emosi yang luar biasa. Seorang Diponegoro yang jelas tampak berang berdiri tegak di bagian tengah lukisan, baru saja menaiki tangga Wisma Residen. Dengan berusaha keras mengendalikan gejolak hatinya, tatapannya sarat dengan tekad membara.

Penangkapan itu terjadi pada hari Idul Fitri, hari yang paling suci bagi umat muslim. Tersirat Sang Pengeran menahan amarahnya untuk menghormati Hari Raya Idul Fitri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement