REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tempe sejak berabad-abad lalu sudah menjadi makanan rakyat Indonesia. Akhir-akhir ini tempe mulai diusulkan menjadi warisan budaya dunia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) agar tidak diakui oleh negara lain.
Sudah banyak negara-negara lain yang penduduknya mengkonsumsi tempe, terutama di negara-negara tetangga seperti Malaysia, dan juga sudah mulai berkembang di negara-negara Barat. "Australia, inggris, dan di negara eropa lainnya tempe mulai banyak, ada lebih dari 25 negara menurut pengamatan kami," kata Ketua Umum Persatuan Peminat Gizi dan Pangan (PerGizi Pangan) Indonesia, Prof. Hardinsyah MS kepada //ROL//, belum lama ini.
Sebelumnya, menurut Prof. Hardin warisan budaya Batik, Komodo dan budaya-budaya tradisional sudah diakui UNESCO, sedangkan tempe masih belum, dan ini sangat mungkin akan diakui oleh negara lain, karena melalui Tenaga Kerja Indoesia (TKI) yang bekerja di luar negeri tempe sudah banyak dikonsumsi.
"Kita khawatir suatu saat diklaimnya ke UNESCO itu berasal dari negara lain, padahal kita tahu asal-muasalnya dari Indonesia, kita harus terdepan, kita harus lebih dulu mengajukan ke UNESCO," ujarnya.
Menurut Prof. Hardin. Awalnya pengusulan tempe untuk menjadi warisan budaya dunia dimulai dari kelompok kecil. "Ada kelompok kecil dari Perhimpunan pakar gizi yang berpikir harus secepatnya untuk menetapkan tempe sebagai warisan dunia," jelasnya.