Sabtu 08 Aug 2015 09:26 WIB

Banyak Turis Berbikini, Bagaimana Penerapan Wisata Halal di NTB?

Seorang wisatawan asal Australia belajar tehnik bermain surfing di Pantai Tanjung Aan, Desa Kuta, Kec. Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (15/10).
Foto: Antara/Ahmad Zubaidi
Seorang wisatawan asal Australia belajar tehnik bermain surfing di Pantai Tanjung Aan, Desa Kuta, Kec. Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi yang akan menerapkan wisata syariah. Hanya saja, pemberlakuan wisata syariah di provinsi yang dikenal dengan keindahan alamnya seperti Gili Trawangan, Gunung Rinjani dan lainnya ini merupakan pilihan bagi para pelaku usaha pariwisata. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Lalu Muh Fauzal dalam jumpa pers "Lombok Sumbawa Pearl Festival 2015" beberapa waktu lalu di Jakarta mengatakan, pihaknya menargetkan kunjungan dua juta wisatawan pada 2016. Hanya saja pihaknya tidak akan membatasi para turis dengan brand wisata syariah (halal). 

"Turis, terutama asing tentu punya kesenangan tersendiri ke pantai. Tidak mungkin kami memaksakan ke mereka syariah," ujar Lalu. 

Hanya saja ia mengatakan, pihaknya akan menerapkan standardisasi soal wisata syariah. Untuk para pengusaha hotel misalnya, semua kamar akan terdapat arah kiblat, Alquran, mukena dan lain-lain. Untuk mushalla juga dibedakan antara bilik laki-laki dan perempuan. 

"Kita standardisasi semua fasilitas pendukung, baik destinasi maupun jasa pendukung lain untuk menggabarkan wisata halal. Kami juga sedang susun Pergub untuk itu," kata Lalu. 

Dengan begitu Lalu mengatakan pihaknya siap saat pemerintah meresmikan tiga destinasi halal di Indonesia, yaitu Aceh, Sumatera Barat dan NTB pada 18 Agustus mendatang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement