REPUBLIKA.CO.ID, Belakangan ini, pamor tempe mendadak naik seiring dengan usulan menjadikannya sebagai warisan budaya Indonesia. Selain identik dengan kuliner bangsa Indonesia, makanan murah meriah ini rupanya memiliki aspek kesehatan. Apa sajakah itu?
"Tempe merupakan makanan yang kaya gizi dan mengandung sejumlah penting protein nabati dan asam amino," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan? (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama
SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE?, dalam siaran persnya, Rabu (5/8).
Tempe juga mengandung berbagai jenis Vitamin B. Untuk mineral, tempe mengandung antara lain besi, tembaga dan Zinc. Dalam tempe juga terdapat bahan seperti isoflavin, riboflavin, lemak nabati, fosfor, dan karoten.
Tempe relatif mudah didapat di berbagai daerah negara kita sehingga tentu dapat saja menjadi salah satu asupan gizi penting masyarakat kita. Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) yang dikerjakan Balitbangkes tahun 2014 menunjukkan bahwa konsumsi kacang dan polong serta produknya sebagai protein nabati di Indonesia mencapai 56,7 gram per hari. "Angka ini jauh lebih tinggi dari negara tetangga, Thailand dan Filipina hanya mengkonsumsi delapan hingga sembilan gram per hari," kata dia.
Tempe adalah bagian dari budaya khas Indonesia, dan secara hukum internasional kita perlu melindunginya dalam konsep genetic resources traditional knowledge and folklore (GRTKF).
"Ini adalah konsep yang dibicarakan di dunia diplomasi internasional, walau belum sepenuhnya disetujui semua negara, terutama oleh sementara negara maju," ucap Tjandra.
Konsep GRTKF ini menunjukkan perlindungan pada suatu negara yang punya bahan genetik, pengetahuan tradisional, atau bahkan dongeng budaya, yang semuanya harus dilindungi hukum internasional dengan menghargai negara yang mempunyai sumber bahan-bahan itu?.