Kamis 23 Jul 2015 17:17 WIB

Tips Menjaga Kesehatan Kulit Saat Berlibur di Pantai

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Perempuan di Pantai (ilustrasi)
Foto: Huffingtonpost
Perempuan di Pantai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Hembusan angin laut, butiran pasir halus dan desiran suara ombak ketika di pantai sering membuat Anda terlena. Seringkali godaan keindahan alam tersebut membuat Anda abai akan kesehatan kulit.

Usai berlibur di pantai, mungkin Anda menemukan kulit yang merah karena terbakar matahari, ruam, atau sekadar terasa gatal. Terpaan berlebih sinar ultraviolet matahari dapat memicu berbagai reaksi kulit, mulai dari mengelupas, lecet, bahkan mual akibat keracunan matahari. Dalam jangka panjang, ketidaknyamanan ini dapat menyebabkan kerusakan DNA dan berpotensi kanker kulit. Menurut Skin Cancer Foundation, dalam tiga dekade terakhir ini banyak orang telah dirawat karena mengidap kanker kulit.

Ada baiknya sebelum menuju pantai, lakukan beberapa hal ini. Ambil tindakan pencegahan setiap harinya. Sinar matahari paling intens terjadi antara pukul 10.00 hingga 15.00.

"Jika berada di luar ruangan pada jam tersebut, gunakanlah tabir surya, ini sangat penting," kata Kepala Dermatologi Mid-Atlantik Permanente Medical Group, dr Andrew Lazar, seperti dikutip dari US News & World Report, baru-baru ini.

Untuk perlindungan terbaik dari sinar UVA dan UVB, gunakanlah produk yang setidaknya mengandung SPF 15. "Sekitar 15 menit sebelum ke luar, Anda harus mengoleskan tabir surya di kulit," ucap dokter kulit di Georgetown Dermatologi di District of Columbia, Catharine Lisa Kauffman.

Anda juga harus mengaplikasikan kembali tabir surya setiap dua jam atau segera setelah berenang. Yang patut diingat, meski telah memakai tabir surya, bukan berarti Anda terbebas begitu saja dari sengatan ultraviolet. Kenakan topi bertepi minimal 3 inchi.

Hati-hati, beberapa buah-buahan dan obat mampu meningkatkan sensitivitas matahari. Musim panas sering menggoda kita untuk meneguk air jeruk nipis yang dingin. Sebaiknya jangan sampai air jeruk tersebut menetes pada kulit Anda. "Di musim panas, butiran air jeruk nipis bisa membuat kulit lecet dan terbakar di area yang terkena matahari," ujarnya.

Sensitivitas matahari juga dapat mendorong orang yang memakai obat, seperti diuretik yang menurunkan tekanan darah tinggi, meredakan kembung, atau antibiotik seperti tetrasiklin. Apabila kulit Anda mengalami luka bakar dan lecet, segera obati. Bergegaslah masuk ke dalam ruangan. Tinggal di bawah matahari hanya akan memperburuk luka bakar dan menyebabkan gatal pada kulit. Untuk mengobati luka bakar, ambillah obat antiinflamasi seperti aspirin. Kemudian dinginkan luka bakar dengan kompres es atau berendam dalam bak dingin. Untuk mengobati lecet, cobalah produk pelembab kulit yang tidak menyengat.

Jika mulai merasa mual atau sakit kepala setelah berada di bawah sinar matahari, mungkin Anda memiliki keracunan matahari yang merupakan reaksi berlebihan terhadap sinar matahari dari luka bakar pada kulit. Berbaringlah di tempat tidur serta hindari alkohol dan matahari sampai Anda merasa lebih baik. Jika Anda mengalami demam tinggi, berkonsultasilah dengan dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement