Jumat 17 Jul 2015 03:00 WIB

Begini Asal Usul Ketupat Lebaran

Rep: C27/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi Ketupat Lebaran
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Ilustrasi Ketupat Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebaran akhirnya dirasakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Tradisi dan makanan khasnya pun bermuculan, termasuk ketupat. Makanan dengan bahan dasar nasi ini menjadi penting keberadaanya ketika hari kemenangan tersebut tiba.

Dengan berbagai lauk pendamping seperti rendang, opor, gulai, sambel goreng kentang, dan lainnya, ketupat menjadi satu komponen inti yang tidak bisa dihilangkan. Ia akan hadir pada setiap meja makan keluarga di rumah-rumah.

Terus sejak kapan sebenarnya ketupat ini identik dengan Lebaran? Menurut Chef Yuda Bustara, asal usul ketupat dimungkinkan dari tradisi Jawa. Meski ketupat pun bisa ditemui di daerah lain bahkan di negara Asia Tengara lainnya.

"Ada yang bilang katanya Sunan Kalijaga yang memperkenalkan ketupat," ujar Chef yang terkenal dengan masakan urbannya saat dihubungi ROL belum lama ini.

Sunan Kalijaga memperkenalkan dua kali perayaan Lebaran atau Bakda pada umat Muslim di Jawa. Lebaran pertama yaitu Idul Fitri dan yang kedua adalah Lebaran Kupat. Lebaran kupat diperingati setelah tujuh hari Idul Fitri.

Pada Lebaran kupat ini umat Muslim membuat ketupat yang berasal dari daun kelapa muda dengan isian beras. Setelah matang, ketupat-ketupat ini dibagikan kepada tetangga dan sanak saudara sebagai tanda kebersamaan dan menjalin ikatan tali silaturahmi.

Sampai sekarang tradisi Lebaran ketupat ini juga masih bisa ditemukan di beberapa daerah Jawa, seperti Cirebon misalnya.  Beberapa pesantren pun masih melanggengkan Lebaran kupat sebagai tanda selesainya puasa sunah awal Syawal.

Ia menejelaskan bahwa ketupat memang lebih dikenal sebagai sebuah tradisi Muslim bagi masyarakat Jawa. Lihat saja saat akan memasuki Lebaran, begitu banyak para penjual janur atau daun kelapa muda yang menjajakan dagangannya. Bahkan ada pula yang menjualnya sudah dalam bentuk ketupat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement