REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Korea Tourism Organization Jakarta Office (KTO Jakarta), Oh Hyonjae menyebutkan bahwa wisata Muslim Friendly yang rencananya akan dipromosikan oleh Korsel pada tahun ini, harus ditunda karena kasus virus MERS.
"Kita memang tahun ini rencananya ingin benar-benar mempromosikan wisata Muslim Friendly. Baru saja akan dijalankan, tiba-tiba ada kasus MERS. Jadi sekarang terhalang oleh kasus MERS," jelas Oh Hyonjae di Kedutaan Besar Korea Selatan, Jakarta, belum lama ini.
Oh menjelaskan, saat ini pemerintah Korsel sedang mengupayakan agar wabah virus MERS segera diatasi hingga tuntas sampai akhir Juli ini. Kemudian, Korsel akan kembali mempromosikan destinasi wisata Korsel yang aman dari MERS dan juga wisata Muslim Friendly.
Menurut Oh, Korsel sangat mendukung wisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim ini. Program ini bukan merupakan program KTO, namun kerja sama KTO dengan travel agent di Indonesia.
Seperti yang diketahui, kuliner dari negeri ginseng ini banyak mengandung unsur babi dan minuman keras. Untuk itu, Korsel berupaya untuk menyiapkan wisata dengan makanan halal dan menyediakan tempat ibadah bagi wisatawan Muslim.
"Kami di Korsel menyediakan mushola dan Muslim Friendly restaurant, bukan halal. Karena kalau halal kan butuh sertifikat. Jadi kami menyediakan restoran yang tidak menjual babi dan minuman keras, yang memang friendly untuk Muslim, itu yang sedang kami usahakan," tutur Oh.
Muslim Friendly restaurant ini, lanjut Oh, bukan hanya ada di ibukota Korsel, Seoul. Di daerah-daerah lain juga sudah disediakan restoran yang khusus untuk masakan Muslim.
"Jadi dipisah bahan-bahannya, tempat masaknya. Memang baru banyak di Seoul, tapi di tempat-tempat lain juga ada," imbuhnya.
Oh menyebutkan, pasca wabah MERS berhasil ditangani sepenuhnya oleh Korsel sampai akhir Juli nanti, harapannya KTO berhasil menarik lebih dari 20 ribu wisatawan dari Indonesia.