REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang bertepatan di bulan Ramadhan, Senin, (29/6) kemarin diharapkan bisa menjadi titik tolak bagi keluarga Indonesia untuk terus berbenah. Selain itu juga menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan ketahanan keluarga.
"Hari Keluarga Nasional yang bertepatan dengan Ramadhan ini seharusnya menyadarkan kita betapa pentingnya nilai keluarga," kata Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini, Jakarta, Senin (29/6).
Sebagai unit terkecil yang menentukan kualitas bangsa, keluarga adalah lembaga utama dan pertama bagi pendidikan sumber daya manusia (SDM). Bahkan, bangsa Indonesia adalah bangsa yang akar sejarahnya menjunjung tinggi nilai-nilai keluarga.
Menurut Jazuli, pondasi pertumbuhan dan perkembangan bangsa haruslah berawal dari keluarga-keluarga yang berkualitas. "Keluarga ibarat batu bata bagi pembangunan bangsa," ujarnya.
Saat ini masih banyak pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia dalam membangun ketahanan keluarga. Diantaranya, rata-rata dalam satu jam terjadi 40 perceraian di Indonesia.
Selain itu, terang Jazuli, masih banyaknya kekerasan, kenakalan remaja, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, radikalisme dan pudarnya semangat nasionalisme. "Itu semua merupakan wajah buruk tentang rapuhnya kondisi keluarga indonesia," terangnya.