REPUBLIKA.CO.ID, Rasa lapar saat puasa acapkali membutakan, ketika berbuka porsi yang diambil pun berlebihan. Alasannya untuk mengembalikan asupan energi yang hilang ketika puasa.
Dokter spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Fiastuti Witjaksono, MSc MS SpGK, menerangkan saat puasa atau tidak, kebutuhan kalori yang dibutuhkan tubuh jumlahnya sama. Komposisi makanan yang dibutuhkan juga sama dengan tidak berpuasa. Yang berubah hanya jadwal makan dan porsi. Ada tiga waktu makan saat puasa yaitu saat sahur, buka dan setelah tarawih.
Ia memberikan contoh menu puasa yang sehat, tentunya yang mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang atau bihun. Selain itu juga mengandung protein hewani seperti ikan, ayam, telur atau daging. Juga mengandung protein nabati seperti tahu atau tempe. Dan mengandung lemak yang didapat dari minyak.
Selain itu, juga ada sayur dan buah, susu satu gelas dan air minimum tiga gelas. Pilih juga makanan tinggi serat, supaya rasa kenyang bertahan lebih lama dan tidak mudah lapar. Dan yang terpenting jangan minum manis, karena meningkatkan risiko lapar dan hipoglisemia.
Lalu bagaimana dengan menu buka puasa? Menurutnya, bisa dimulai dengan makanan manis. Agar cepat mengganti kadar gula darah yang sudah turun, sebaiknya sesuai dengan suhu tubuh (hangat). Contoh makanan manis adalah teh manis, kurma, kolak, koktail buah. Untuk mengonsumsinya cukup satu kali.
Berbuka juga sama dengan sahur, harus dengan makanan lengkap. Yaitu mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang dan bihun. Juga mengandung protein hewani seperti ikan, ayam, telur. Dan mengandung protein nabati seperti tahu dan tempe. Bahkan juga dibutuhkan lemak yang didapat dari minyak. Jangan lupa sayur dan buah serta minum yang benar, dengan mencukupi jumlah 1,5 sampai 2 liter per hari.