REPUBLIKA.CO.ID, Sebelum Anda menggigit burger lezat yang baru Anda beli dari restoran cepat saji, ada baiknya Anda mengambil napas dalam-dalam. Sebab ini mungkin akan sulit Anda lakukan jika terus mengonsumsinya sebanyak tiga kali sepekan.
Penelitian baru dari Selandia Baru yang diterbitkan Thorax: An International Journal of Respiratory Medicine, telah menemukan hubungan antara asupan makanan cepat saji dalam jumlah besar dengan penyakit asma di kalangan anak-anak.
Peneliti mengumpulkan data survei pada asupan makanan pada 319.196 anak berusia 13-14 tahun dan 181.631 anak berusia tujuh tahun. Mereka yang sering mengonsumsi makanan cepat saji itu didiagnosa asma, eksim, dan alergi hidung.
Asma dikaitkan dengan konsumsi tinggi dari mentega, margarin, dan pasta, termasuk makanan cepat saji. Todd Mahr, Ketua Ikatan Dokter Anak Amerika menjelaskan hasil penelitian ini menarik.
"Orang tua dan dokter harus memikirkan bagaimana caranya anak-anak bisa diet dari makanan-makanan yang mengganggu sistem pernapasan mereka," ujar Mahr, dilansir dari Rodale News, Rabu (10/6).
Ada banyak bukti menunjukkan bahwa anak-anak yang menderita obesitas berada pada risiko asma tinggi. Studi ini akan memelajari lebih jauh kaitan antara asma dengan makanan cepat saji, termasuk risiko lemak trans pada makanan cepat saji yang menyebabkan peradangan di saluran pernapasan.