Selasa 09 Jun 2015 12:01 WIB

'Western Diet' Tingkatkan Risiko Kanker Prostat

Rep: MGROL 41/ Red: Indira Rezkisari
Kanker Prostat (ilustrasi)
Foto: HEALTH INFO
Kanker Prostat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jika Anda salah satu dari hampir 3 juta orang yang saat ini hidup dengan bayang-bayang diagnosa dokter tentang kanker prostat, dengarkan bahwa sebuah studi baru saja mengungkapkan bahwa apa yang Anda makan membuat perbedaan besar mengenai berapa lama lagi Anda akan bertahan dengan kanker.

"Saat ini sangat sedikit bukti anjuran untuk pria yang hidup dengan kanker prostat tentang bagaimana dapat mengubah gaya hidup untuk meningkatkan kelangsungan hidup mereka," kata Jorge Chavarro, penulis senior dari penelitian tersebut. "Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa diet jantung sehat dapat bermanfaat bagi orang-orang ini (penderita kanker prostat) dengan secara khusus mengurangi kemungkinan mereka meninggal karena kanker prostat."

Seperti yang dilansir oleh situs CNN, Selasa (9/6), Chavarro dan rekan-rekan peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health mewawancarai 926 pria dengan kanker prostat nonmetastatic tentang kebiasaan makan mereka selama periode lima tahun. Kanker prostat adalah jenis kanker yang lambat dalam pertumbuhannya dan tidak agresif. Oleh karena itu kanker prostat menduduki salah satu tingkat penyakit yang memiliki kelangsungan hidup tertinggi di antara setiap jenis kanker.

Hal yang harus diperhatikan, dua jenis kebiasaan makan muncul. Pertama "bijaksana" atau pola yang dimaksud adalah mengonsumsi asupan tinggi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan kacang-kacangan. Jenis lainnya yaitu pola diet Barat yang terdiri dari olahan daging merah, susu tinggi lemak dan biji-bijian seperti yang sering digunakan dalam makanan olahan.

Makan makanan yang minim prosesan seperti lebih banyak buah, sayuran dan daging tanpa lemak serta ikan merupakan landasan dari diet jantung sehat, seperti diet Mediterania. Diet ini memiliki sejarah panjang manfaat dalam dunia ilmiah. Ini adalah salah satu studi pertama yang melihat manfaat bagi pasien kanker prostat .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement