REPUBLIKA.CO.ID, Fungsi otak depan salah satunya adalah untuk menganalisis sesuatu yang terjadi. Inilah yang menyebabkan anak yang memasuki masa pubertas tidak dapat lagi diperlakukan seperti anak kecil.
Pada masa pubertas fungsi otak depan anak sudah mulai aktif, sehingga mereka tidak lagi bisa diberikan sesuatu yang dogmatis. Sebaliknya, anak usia tersebut sudah bisa diajak berkompromi dengan cara tawar menawar.
Orang tua tidak bisa lagi memaksakan kehendak untuk mengatur hidup anaknya. Karena semakin canggih teknologi dan nutrisi yang dikonsumsi anak, maka perkembangan otak anak pun makin baik. Dan tentunya orang tua harus mampu berdiskusi dan melakukan kompromi, agar anak tidak memberontak.
“Anak di masa pubertas harus diberikan arah dengan perlakuan yang harus masuk akal,” kata Efnie Indrianie, MPsi, psikolog keluarga yang ditemui beberapa waktu lalu.
Jadi sebelum anak berusia 12 tahun, orang tua harus menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang bisa dilanjutkan setelah anak itu masuk masa pubertas. Jadi ketika anak melakukan negosiasi untuk sesuatu, mereka juga bisa bersikap lebih bijaksana.
Menurut Efnie, orang tua bisa memberikan dua kali negosiasi dalam memutuskan sesuatu, setelah ketiga kalinya orang tua bisa bersikap tegas untuk memutuskan hal tersebut. Karena segala hal yang diputuskan akan membentuk kosistensi bagi kehidupan anak.
Perlakuan seperti itu dapat menumbuhkan daya aktif otak agar selaras dengan apa yang orang tua inginkan.