Senin 25 May 2015 07:00 WIB

Menghindari Konflik Lewat Pola Asuh Positif

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Ibu dan anak yang ceria (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Ibu dan anak yang ceria (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Selain mengubah cara bicara menjadi lembut, tidak menjadikan konsekuensi sebagai hukuman, tidak memukul anak dan lainnya, apalagi sih cara menerapkan pola asuh positif?

Meninggalkan anak akan menciptakan lebih banyak kenakalan

Meninggalkan anak sementara jauh lebih baik daripada memukul. Ini hanyalah bentuk lain hukuman. Meninggalkan anak-anak sendiri untuk mengelola emosi buruk mereka, akan melemahkan kecerdasan emosional. Ini akan mengikis kekuatan hubungan Anda dengan anak.

Ganti kata “tidak” menjadi “ya”

Anak-anak akan melakukan apa saja jika kita membuat permintaan dengan permintaan dengan lembut. Temukan jalan untuk mengatakan “ya” untuk menggantikan kata “tidak”, meskipun Anda memiliki batasan.

Misalnya, “Ya. Ini saatnya membersihkan, ya ibu akan membantu kamu, ya, ibu suka, ya ibu beruntung mendapatkan anak seperti kamu.” Anak anda akan menanggapinya dengan kemurahan hati

Sayangi anak tanpa berlaku kasar

Anda kasar dengan anak, anak akan menjadi keras. Anda menyayangi anak dengan batas-batas yang tepat, maka anak akan mengembangkan kemampuan untuk mengatur sendiri dan perilaku dalam batas-batas kasih Anda.

Disiplin dan hukuman yang keras, ironisnya, mengganggu anak, untuk mengembangkan disiplin diri. Masalah hukuman atau kekerasan tidak hanya membuat anak-anak tidak bahagia, tapi juga membuat Anda tidak bahagia. Bahkan anak akan menjadi pemberontak. Ia juga akan dipenuhi dengan kebencian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement