REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prangko selama ini dikenal sebagai tanda pembayaran biaya pos. Namun jauh lebih dari itu, prangko juga berfungsi sebagai alat promosi pariwisata.
Yup, dengan gambar yang ada di prangko, masyarakat baik lokal bahkan internasional dapat melihat seperti apa keindahan alam yang dimiliki Indonesia. Hal inilah yang kemudian dipilih PT Banten West Java (BWJ), pengelola kawasan Tanjung Lesung.
Menggandeng PT Pos Indonesia, Tanjung Lesung meluncurkan prangko edisi khusus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
"Di luar negeri prangko tidak hanya menjadi alat untuk mengirim surat, tapi juga alat wisata," ujar Hyanto Wihadhi selaku Direktur Utama PT BWJ dalam peluncuran prangko edisi khusus KEK Tanjung Lesung, Selasa (19/5), di Jakarta.
Ia mencontohkan wisatawan yang pergi ke Kutub Utara. Biasanya mereka akan membeli prangko dan mengirim surat ke kolega mereka.
"Sehingga menandakan mereka sedang berada di kutub utara," ujar Hyanto.
Ada 1.000 set prangko dalam edisi khusus KEK Tanjung Lesung ini. Setiap set berisi delapan gambar berbeda yang menggambarkan keindahan serta fasilitas-fasilitas yang ada di Tanjung Lesung.
"Mudah-mudahan peluncuran ini juga bisa mensosialisasikan kembali prangko. Karena kita tahu prangko saat ini sudah menjadi barang langka. Penerbitan ini akan membangkitkan kembali keterkaitan antara dunia pariwsata dan pos yang telah terjalin lama," kata dia.
Dirjen Pengembangan Destinasi Wisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki menyambut baik peluncuran prangko ini. Menurutnya prangko secara langsung atau tidak dapat menjadi alat promosi destinasi pariwisata.
"Khususnya Tanjung Lesung. Melalui prangko, masyarakat bisa melihat bagaimana keindahan Tanjung Lesung," kata Dadang.