Selasa 12 May 2015 16:39 WIB

Film dan Sinetron Islam tak Sesuai Nilai-Nilai Islami

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kedua kiri) menyapa warga saat mengunjungi Pasar Pal Tugu, Depok, Jabar, Sabtu (28/6).
Foto: Antara
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kedua kiri) menyapa warga saat mengunjungi Pasar Pal Tugu, Depok, Jabar, Sabtu (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar menilai sinetron atau film bertemakan Islam atau religi yang saat ini beredar di televisi atau bioskop, masih banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islami.

"Sekarang di televisi atau bioskop ada beberapa film atau sinetron Islam, tapi banyak juga yang jadi kontroversi," kata Deddy Mizwar, usai menjadi pembicara pada seminar 'Sinematografi Dakwah', di Kampus UIN SGD Bandung, Selasa (12/5).

Adanya sinetron/film islam yang jadi kontroversi, kata dia, dikarenakan minimnya pemahaman si pembuat film/sinetron terhadap ajaran Islam itu sendiri. "Makanya, harus ada kolaborasi orang-orang yang berilmu dalam agama dengan pekerja film yang ingin membuat film tentang Islam," kata dia.

Ia mengakui untuk membuat sebuah sinetron/film bernafaskan Islam bukanlah hal yang mudah. "Contoh sinetron PPT (Para Pencari Tuhan), untuk tayang selama bulan puasa saja, risetnya harus saya lakukan selama satu tahun," kata dia.

Karenanya, ia mendukung langkah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Sunung Djati Bandung yang berencana membuka program studi sinematografi dakwah. "Bagus ya, bahwa dakwa ini juga harus melalui berbagai media, salah satunya ialah film. Bicara sinematografi adalah film berarti. Saya kira kalau ada ketertarikan UIN Bandung kepada sinematografi dalam kaiatannya untuk media dakwah, saya kira itu sangat menarik," kata dia.

Ia berpendapat, jika UIN Bandung bertekad membuka Prodi Sinematografi Dakwah maka untuk kurikulumnya sebagaian bisa belajar ke Institut Kesenian Jakarta (IKJ). "Saya kira bisa dilihat di sana (IKJ) apa yang diperlukan untuk sebuah program studi sinematografi," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement