Kamis 07 May 2015 01:20 WIB

Puisi Helvy Tiana Rosa untuk Almarhum Pepeng

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Pepeng
Foto: Agung Sasongko/ROL
Pepeng

REPUBLIKA.CO.ID,

Betapa Indah Cara Allah Mencintaimu

Sungguh indah cara Allah mencintaimu

Ia menghadirkanmu ke dunia lewat rahim seorang ibu yang bersahaja, dan kekal dengan tawakkal

Ibu yang menjadikan anak sebagai sahabat, guru, dan matahari

Ibu yang sanggup hadirkan sosok dan petuah ayah yang tiada lewat cerita

Betapa indah cara Allah mencintaimu

Ia beri sifat jenaka yag menjadikanmu sang penghibur dalam segala musim dan cuaca

Maka tawa yang kau cipta membuat hidup sekitar lebih bermakna

Allah mencintaimu

Ia beri ketinggian nalar dalam mencerna

Kau pun masuk ke dalam buku-buku tanpa pretensi dan selalu kembali sebagai orang yang mengerti dan memberi pengertian

Begitu indah cara Allah mencintaimu

Ia anugerahkan ketenaran nan memancar

Agar berlimpah rizkimu

Agar tiap orang mengenal sosokmu hingga ke jari-jari mereka

Lalu tiba saat yang tak akan pernah kau lupakan itu

Ketika Allah memberikan sakit yang mengiris-iris, perih dan nyaris membuatmu tak berdaya : multiple sclerosis

Mengapa?

Mengapa saya?

Mengapa tidak?

Pertanyaan-pertanyaan yang kau jawab sendiri

Di dalam kamar putih lengang pasi

Mungkinkah dalam sakit ada sesuatu yang lebih berharga dari yang pernah dikira manusia?

Begitulah. Kau sakit namun dalam sakitmu yang divonis langka, parah dan menahun

Kau menjelma orang yang membaca lebih banyak

Kau mengamati lebih detail, merasakan lebih dalam bersabar tanpa lagi kenal tepi meski kau hanya bisa terbaring

Namun begitulah cara Allah mencintaimu

Dalam sakit Ia bahkan menjadikanmu lebih banyak jalin silaturahim

Orang berbondong-bondong mengunjungimu untuk berbagai alasan

Mereka ingin menghibur namun mereka yang kau hibur

Mereka ingin menyemangati, namun mereka yang tersemangati

Mereka ingin memberi informasi tentang dokter, tabib, dan obat bagi penyakitmu tapi kau menjelma penyembuh paling mujarab bagi jiwa-jiwa yang lalai, luka, dan hampa syukur

Bahkan di antara berbagai suntikan, luka-luka nganga, darah, dan nanah kau masih sempat berpikit tentang keadaan sekitar, tentang bagaimana memberdayakan masyarakat negeri ini dan mencari cara menghapus lara mereka

Allah telah memberimu daya yang membuat kamu terperangah

Maka percik-percik cahaya kisahmu pun menjelma inspirasi tanpa batas

Begitulah cara Allah mencintaimu

Dengan menguji dan mengasahmu hingga kilau sampai tiba masa berjumpa kelak tapi yang pasti, seperti katamu

"Sebelum ajal pantang mati!"

Maka duhai,

Betapa indah cara Allah mencintaimu

Dia karuniakan empat Mohammad sebagai cahaya mata dan sukma

Dan untuk menjagamu selamanya

Ia tak kirimkan pendamping dari kalangan biasa tetapi seorang bidadari yang dalam dirinya berpadu ketulusan Maryam, serta cinta dan kecerdasan Aisyah

Bidadari yang tertidur setelah yakin kau lelap dan bangun sebelum kau terjaga diselimutinya kau dengan doa-doa yang tak henti getarkan langit

Begitu indah cara Allah mencintaimu

Begitu indah... sampai di airmataku

(Helvy Tiana Rosa, Perjalanan Rawamangun - Depok, 26 November 2014)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement